Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kashmir Masih Jadi Penghambat Hubungan Antara Pakistan-India

Septia Eka Putri - Jumat, 6 Januari 2017 - 21:26 WIB

Jumat, 6 Januari 2017 - 21:26 WIB

415 Views ㅤ

Mantan penasihat keamanan nasional Pakistan, Mayor Jenderal Mahmud Ali Durrani. (Foto: MINA)

Mantan penasihat keamanan nasional Pakistan, Mayor Jenderal Mahmud Ali Durrani. (Foto: MINA)

Jakarta, 7 Rabi’ul Akhir 1438/ 6 Januari 2017 (MINA) – Mantan penasihat keamanan nasional Pakistan, Mayor Jenderal Mahmud Ali Durrani mengakui Kashmir masih menjadi penghambat hubungan antara Pakistan dan India.

“Polemik perbatasan Kashmir antara Pakistan dan India, sampai saat ini masih menjadi persoalan kedua Negara dan solusi di antara dua negara yang memperebutkan Kashmir ini tergantung dari masyarakat dua Negara dan keadaan Kashmir itu sendiri,” tutur Mahmud dalam acara kuliah umum yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Hotel Le Meridien, Jakarta, Jumat, (6/1).

Menurut Mahmud, situasi di Kashmir sangat berbeda dinamikanya. Seharusnya Pakistan dan India membuat Kashmir menjadi lebih baik dan bisa hidup berdampingan.

“Seharusnya Kashmir bisa mengambil haknya dan terlihat indah dengan caranya sendiri,” kata Mahmud.

Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman

Permasalahan perebutan dua wilayah ini telah berlangsung sejak 1947. Pakistan pun menuduh India telah melakukan genosida di wilayah perbatasan Kashmir. Kashmir terbagi antara India dan Pakistan sejak berakhirnya kekuasaan kolonial Inggris pada 1947. Kedua negara sama-sama mengklaim Kashmir, dan telah terlibat dua peperangan.

Beberapa bulan yang lalu, sempat terjadi sejumlah pertumpahan darah antara pasukan Pakistan dan India. Kedua negara sama-sama mengklaim diserang terlebih dahulu, sehingga perlu adanya serangan balasan.

Ketegangan antara kedua negara nuklir itu telah melonjak sejak September, ketika gerilyawan menyerang sebuah pangkalan militer India di Kashmir, menyebabkan 19 tentara tewas

Sejak saat itu aksi kekerasan terus terjadi di Kasmhir, dengan kedua kubu sama-sama melaporkan jatuhnya korban jiwa dan luka. (L/R07/RS3)

Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Indonesia
Indonesia