Mekkah, MINA – Pemerintah Kerajaan Arab Saudi (KSA) melaporkan penurunan drastis kasus penyakit terkait panas selama pelaksanaan ibadah haji 2025. Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah pasien yang mengalami heatstroke (sengatan panas) tercatat turun hingga 90 persen.
Dalam laporan resmi yang diterima Al Jazeera, otoritas kesehatan Saudi juga menyebut tidak terjadi lonjakan signifikan pada kasus rawat inap maupun perawatan intensif yang berkaitan dengan cuaca ekstrem.
Penurunan itu disebut sebagai hasil dari berbagai langkah antisipatif yang telah diterapkan sejak jauh hari.
Sebagai bentuk kesiapan menghadapi musim panas ekstrem, pemerintah Arab Saudi memperbarui syarat kesehatan bagi para jemaah.
Baca Juga: IDF Klaim Temukan Jenazah Pemimpin Hamas di Bawah Rumah Sakit di Gaza
Di lapangan, ratusan unit alat pendingin telah dipasang, termasuk jalur pejalan kaki ber-AC yang kini tersebar di berbagai titik vital area haji.
Langkah ini diambil menyusul tragedi haji tahun 2024, di mana lebih dari seribu jemaah dilaporkan wafat akibat gelombang panas yang melanda wilayah Hijaz.
“Keselamatan jemaah adalah prioritas utama kami. Kami akan terus meningkatkan kualitas layanan dan infrastruktur kesehatan,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Saudi seperti dikutip dalam pernyataan persnya.
Musim haji tahun ini berlangsung di tengah suhu tinggi yang masih melanda kawasan Jazirah Arab. Namun berkat mitigasi yang dinilai efektif, kekhawatiran akan terulangnya insiden massal seperti tahun lalu berhasil ditekan.
Baca Juga: Puncak Haji Selesai, Sebagian Besar Jamaah Tinggalkan Mina
Meskipun demikian, para jemaah tetap diimbau untuk menjaga kondisi tubuh, memperbanyak minum air, serta mematuhi petunjuk petugas selama berada di tanah suci. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Malaysia Dorong Kerjasama ASEAN dan Negara Teluk untuk Lawan Kebrutalan Israel