Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kaum Lelaki Petarung

Rudi Hendrik - Senin, 15 Oktober 2018 - 11:35 WIB

Senin, 15 Oktober 2018 - 11:35 WIB

44 Views

Ilustrasi. (Gambar: Muslimah corner)

Oleh Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj News Agency (MINA)

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

وَلَقَدۡ نَصَرَكُمُ ٱللَّهُ بِبَدۡرٍ۬ وَأَنتُمۡ أَذِلَّةٌ۬‌ۖ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ

Artinya, “Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.” (QS. Ali Imran [3] ayat 123)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23]  Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran

Di masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, seluruh sahabat yang bernama “lelaki” turun ke medan tempur. Carilah di antara mereka, mana yang tak bisa menunggang kuda, memanah, atau bermain pedang. Secara umum, hampir seluruh sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mempunyai keahlian tersebut.

Para sahabat bukanlah orang-orang yang sehari-sehari hanya menekuni dunia pertarungan atau pertempuran, mereka pun berasal dari berbagai disiplin ilmu dan bidang. Mereka pun orang-orang yang sibuk beribadah, belajar Al-Quran, mengkaji hadis-hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan berbisnis. Namun di sisi lain, mereka adalah orang-orang kuat.

Sebut saja, sang panglima perang tak terkalahkan, Khalid bin Walid. Disamping menjadi seorang sahabat yang saleh, Khalid adalah seorang pejuang tak terkalahkan.

Ia pernah memimpin 40 ribu pasukan kaum muslimin yang mampu mengalahkan 240 ribu pasukan Romawi. Keberanian sang panglima benar-benar membuat musuhnya gentar. Khalid bersama 200 orang pasukan berkuda nekat menerobos 120 ribu pasukan Romawi. Ia membabat habis puluhan ribu pasukan Romawi. Khalid tak hanya saleh dan ahli ibadah, tetapi kuat dan berani dari segi fisik.

Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam

Begitu banyak tokoh-tokoh sahabat dan Muslim yang layak dipercontohkan sebagai seorang yang ahli di bidang keilmuan dan bisnisnya masing-masing, tapi juga kuat di sisi mental dan fisik.

Inilah yang menjadikan para sahabat begitu mulia. Disamping mereka kuat dari segi keimanan, mereka juga kuat dalam hal duniawinya.

Jika berkaca kepada kaum lelaki Muslimin di masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka sewajibnya semua kaum lelaki Muslimin di masa sekarang dan yang akan datang memiliki kemampuan bela diri atau kemampuan bertarung fisik.

Baik di masa lalu maupun di masa kini, era perang sama-sama dialami oleh umat Islam. Baik di masa lalu maupun di masa kini, umat Islam sama-sama selalu menjadi target musuh. Tidak hanya sekedar untuk menjaga satu komunitas Muslim dari penindasan dan kezaliman orang-orang yang lebih berkekuatan, setidak-tidaknya kemampuan membela diri secara fisik mampu melindungi diri sendiri dari seorang yang jahat.

Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina

Kita saksikan Muslim Rohingya yang tidak bisa berbuat apa-apa ketika mereka dibantai oleh militer Buddha Myanmar. Muslim di Republik Afrika Tengah dibantai oleh milisi Kristen Anti-Balaka di tahun 2014. Semua warga sipil Muslim di negara perang harus menjadi komunitas yang paling menderita oleh tentara dan para kombatan. Warga Palestina hingga kini tanpa henti berguguran sebagai syuhada di tangan para serdadu Yahudi penjajah. Muslim Poso dan Maluku pun pernah merasakan sadisnya pembantaian yang dilakukan oleh kaum Salibis pada tahun 1988 hingga 2000.

Tidak semua para sahabat mahir dalam hal berdagang. Tidak semua para sahabat alim dalam keilmuan Al-Quran. Tidak semua para sahabat sukses sebagai seorang petani. Namun, semuanya mahir dalam pertempuran fisik, baik dengan tangan kosong ataupun dengan senjata.

Bukan masanya bagi umat Islam hanya menjadi pendukung ketika sejumlah atlet Indonesia berlomba-lomba menyabet medali emas di ajang olahraga pencak silat Asian Games 2018 beberapa waktu lalu. Bukan masanya bagi umat Islam hanya menjadi pengidola ketika petarung bebas MMA Khabib Nurmagomedov yang tidak terkalahkan sebanyak 27 pertarungannya muncul sebagai bintang  Muslim terbaru.

Umat Islam seluruhnya, tidak hanya segelintir saja, harus menguasai keterampilan bertarung fisik. Seorang petani harus memiliki keahlian bertarung, seorang buruh harus memiliki kemampuan bertarung, seorang guru harus memiliki kemampuan bertarung, seorang penuntut ilmu harus memiliki kemampuan bertarung, hingga seorang pedagang, pengacara, dokter, insinyur dan ibu rumah tangga pun harus memiliki kemampuan itu.

Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata

Jikalau dilarang mempelajari persenjataan militer oleh negara, maka masih banyak jalan untuk mempelajari berbagai macam disiplin ilmu bela diri.

Umat Islam tidak bisa selalu dibayangi oleh kenangan manis Perang Badar dan berharap pasukan malaikat turun di kala umat Islam tiba-tiba harus berperang. Meski bestatus sebagai warga sipil, kekuatan untuk berperang wajib selalu dipersiapkan. Sehingga ketika saat panggilan jihad berperang diserukan, tidak hanya segelintir orang yang berani tampil, melainkan semua kaum lelaki Muslim.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memerintahkan di dalam Al-Quran.

وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٍ۬ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّڪُمۡ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمۡ لَا تَعۡلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعۡلَمُهُمۡ‌ۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَىۡءٍ۬ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ

Artinya, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-Anfal: 60)

Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga

Abu Abdullah Al-Muhajir dalam kitabnya “Al-Masa-il Min Fiqh Al-Jihad”, hal. 164 menyimpulkan dari ayat di atas berdasarkan keterangan para mufassirin, “Wajib menyiapkan segala sesuatu yang dinamakan quwwah (kekuatan), yang dapat menguatkan dalam memerangi musuh.”

Amirul Mukminin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu berpesan kepada para gubernurnya, “Amma ba’du. Ajarilah anak-anak kalian memanah, renang, dan menunggang kuda.”

Dengan menjadi masyarakat yang kuat secara fisik, maka Allah Yang Maha Perkasa akan memberikan kehormatan dan tempat yang tinggi di mata musuh-musuh Islam.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Maja dan Nasa-i). (A/RI-1/RS3)

Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Kolom