Nur-Sulta, MINA – Kazakhstan sebagai ketua dari Konferensi Interaksi dan Keyakinan Asia (Conference on Interaction and Confidence-Building Measures in Asia/CICA) akan menggelar Pertemuan ke-6 Menteri Luar Negeri Negara-negara Anggota CICA pada 11-12 Oktober 2021 di ibu kotanya Nur-Sultan.
Pertemuan tersebut akan mengundang delegasi menteri meninjau banyak dokumen untuk diadopsi bertema “Kemitraan untuk Keamanan dan Pembangunan di Asia”, termasuk Katalog CICA yang diperbarui tentang Tindakan Membangun Keyakinan dan rancangan amandemen Aturan Prosedur CICA.
Sebagaimana rilis yang diterima MINA, Kamis (7/10), sejak terpilih sebagai ketua organisasi pada September 2020, Kazakhstan harus memimpin CICA melalui tantangan besar regional dan global termasuk pandemi COVID-19.
Kazakhstan mengumumkan visi dan prioritasnya sebagai negara ketua untuk periode 2020-2022 adalah bekerja pada kemajuan organisasi dan pelembagaannya guna memperluas kerja sama antara negara-negara anggota dan memperkuat status global CICA.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Periode ini melihat munculnya banyak tantangan dan ancaman di banyak aspek dan tingkatan, dan sesuai dengan situasi saat ini, Kazakhstan mengusulkan tema baru untuk kepemimpinannya yakni “Kemitraan untuk Keamanan dan Pembangunan di Asia”.
Kazakhstan bertujuan mengatasi semua krisis yang sedang berlangsung dalam rangka mencari perdamaian, kemajuan dan kemakmuran di wilayah tersebut.
Kazakhstan juga mengumumkan, kepemimpinannya akan fokus pada implementasi Katalog Tindakan Membangun Keyakinan, yang merupakan alat fundamental untuk mempromosikan tujuan dan sasaran CICA.
Prinsip-prinsip dan langkah-langkah yang dinyatakan dalam dokumen tersebut dikategorikan di bawah lima judul besar: dimensi ekonomi, lingkungan dan manusia, dimensi militer-politik dan perjuangan melawan tantangan dan ancaman baru.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Pada pertemuan CICA kali ini akan mempromosikan inisiatif Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, yang dia umumkan selama KTT ke-5 Kepala Negara CICA pada Juni 2019 lalu di Dushanbe, Tajikistan, dalam memfasilitasi dukungan ahli untuk organisasi, memperkuat think tank-nya dengan mengubahnya menjadi platform pakar permanen, serta membentuk dewan pakar yang akan menghasilkan proposal untuk organisasi.
Gagasan untuk mengadakan CICA diusulkan oleh Presiden Pertama Kazakhstan Nursultan Nazarbayev pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-47 pada 1992 lalu.
Sejak KTT CICA ke-1 pada 2002, organisasi ini menjadi forum antar pemerintah, multi-nasional untuk dialog, konsultasi dan adopsi keputusan dan tindakan berdasarkan konsensus tentang masalah keamanan di Asia.
Jumlah anggotanya telah mencapai 27 negara Asia, 5 organisasi mitra beserta 9 negara dan 5 organisasi internasional dengan status terpantau termasuk Malaysia dan Indonesia.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
CICA bertujuan menciptakan kondisi yang menguntungkan guna membahas tantangan mendesak di bidang keamanan antara negara-negara Asia melalui dialog yang terbuka dan konstruktif berdasarkan prinsip-prinsip hukum internasional serta tidak dapat diterimanya politik kekuasaan, perbedaan dalam pembangunan ekonomi, afiliasi ras, etnis dan agama.
CICA bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dalam mempromosikan perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan dan ketidakberpihakan sesuai dengan standar dan norma hukum internasional.
Baru-baru ini pada 5 Oktober, CICA merayakan hari jadinya yang ke-29, menjadi platform dialog untuk pertukaran pandangan tentang masalah-masalah politik internasional yang bermasalah untuk berbagai kawasan di Asia dan dunia. (R/R1/RS2)
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)