Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KBRI Yangon Intensifkan Pemantauan 53 WNI di Kamp Milisi Myanmar

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 3 jam yang lalu

3 jam yang lalu

0 Views

Sebanyak 40 warga negara Indonesia (WNI) dan satu warga negara asing (pasangan WNI) kembali berhasil dievakuasi dengan selamat dari Lebanon dan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang pada Senin (7/10/2024) (Foto: Infomed Kemlu RI)
Ilustrasi kedatangan WNI di luar negeri (Foto: Kemlu RI)

Yangon, MINA – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon terus melakukan pemantauan secara intensif terhadap 53 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di kawasan Myawaddy, Negara Bagian Kayin, Myanmar.

Upaya itu dilakukan untuk memastikan keselamatan seluruh WNI di tengah situasi keamanan yang masih belum stabil di wilayah yang dikuasai milisi lokal.

Sebanyak 53 WNI tersebut terdiri dari 29 orang yang sebelumnya dievakuasi oleh lembaga sosial lokal dan 24 orang lainnya yang berada di bawah pengawasan kepolisian Myanmar. Saat ini, seluruhnya berada di sebuah kamp milisi di wilayah Myawaddy yang dikenal sebagai area dengan pengaruh kuat kelompok Border Guard Force (BGF).

Dalam keterangannya, pihak KBRI menegaskan bahwa keselamatan dan keamanan WNI menjadi prioritas utama. KBRI terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk otoritas Myanmar dan Kementerian Luar Negeri RI, guna menyiapkan langkah evakuasi secara aman dan terkoordinasi.

Baca Juga: Kedutaan UEA dan Universitas Al-Azhar Gelar Forum Bahasa dan Budaya Arab di Jakarta

“Proses repatriasi akan dilakukan setelah seluruh tahapan administrasi dan perizinan lintas batas terpenuhi,” ujar perwakilan KBRI Yangon dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/10).

KBRI juga tengah melakukan verifikasi dokumen perjalanan seluruh WNI. Bagi mereka yang belum memiliki paspor, akan diterbitkan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) menggunakan perangkat sistem keimigrasian mobile (SIMKIM). Langkah ini untuk memastikan semua WNI memiliki identitas resmi sebelum pemulangan dilakukan.

Proses repatriasi disebut tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa mengingat kondisi keamanan di Myawaddy yang masih dinamis serta perlunya izin lintas batas dari otoritas Myanmar dan Thailand.

KBRI Yangon menegaskan bahwa jalur pemulangan yang dipilih adalah yang paling aman, meski memerlukan waktu lebih panjang. KBRI juga berkoordinasi erat dengan KBRI Bangkok dalam mempersiapkan rencana evakuasi secara bertahap.

Baca Juga: Asrama Putri di Jatim Ambruk, 1 Santriwati Meninggal dan 11 Luka

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menyampaikan apresiasi terhadap kerja keras tim KBRI di lapangan dan berharap seluruh WNI dapat segera dipulangkan dalam keadaan selamat. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: BMKG: Wasapada Cuaca Ekstrem di Tiga Provinsi

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia