Kebebasan Beribadah Umat Kristiani di Yerusalem Terancam di Bawah Pemerintahan Netanyahu

Pemimpin Katolik Roma di Kota Suci Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa. (Photo: Istimewa)

Yerusalem, MINA – di bawah Pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri dinilai dalam bahaya karena kebijakan sayap kanannya yang akan memperburuk kehidupan umat Kristiani di Yerusalem.

Hal tersebut diungkapkan Pemimpin Katolik Roma di Kota Suci Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa dalam sebuah pernyataan, Jumat (14/4) karena serangan-serangan para Yahudi ekstrem di tanah kelahirannya kian merajalela.

Pemimpin Katolik Yerusalem yang ditunjuk Vatikan itu mengungkapkan komunitas Kristiani kini hidup di bawah serangan yang meningkat di Tanah Suci itu.

Pizzaballa menilai pemerintah sayap kanan ekstrem mendorong para ekstremis semakin merajalela melecehkan pendeta dan merusak properti keagamaan.

Ia mengungkapkan, kekuatan sayap kanan di pemerintahan memanfaatkan insiden anti-Kristen yang semakin meningkat seiring gerakan para pemukim untuk memperluas upaya mereka di kota yang diperebutkan.

Baca Juga:  Puan: MIKTA Desak Israel Lakukan Gencatan Senjata Permanen

“Frekuensi serangan-serangan ini, agresi, menjadi sesuatu yang baru. Orang-orang ini (Yahudi ekstremis) merasa dilindungi, bahwa atmosfer budaya dan politik kini semakin membenarkan atau mentoleransi aksi-aksi melawan umat Kristiani,” ujar Pizzaballa dikutip dari Associated Press.

Kekhawatiran Pizzaballa tersebut menjadi indikasi keraguan terhadap komitmen Israel atas kebebasan beribadah seperti yang tertuang dalam deklarasi yang menurutnya menandai 75 tahun negara itu berdiri.

Faktanya, Israel sendiri berulang kali mengklaim terus berkomitmen menjaga kebebasan beragama, yang hal ini sangat tidak sesuai dengan apa yang terjadi dalam kenyataannya.

“Komitmen Israel atas kebebasan beragama amat penting bagi kami selamanya. Ini berlaku untuk semua agama dan seluruh minoritas yang memiliki akses ke situs suci,” tutur Direktur Departemen Agama-agama Kementerian Luar Negeri Israel, Tania Berg-Rafaeli.

Baca Juga:  TNI AL Resmikan Dua Kapal Perang

Meski demikian, sejumlah warga Kristen mengatakan mereka merasa otoritas Israel tidak benar-benar melindungi situs mereka dari serangan-serangan. Tensi pun semakin tinggi setelah polisi Israel menyerang masjid Al-Aqsa pekan lalu yang menyulut kemarahan Muslim sedunia.  (L/R12/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Habib Hizbullah

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.