Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ISLAM TERUS TUMBUH DI PUERTO RIKO

Nidiya Fitriyah - Kamis, 10 April 2014 - 16:37 WIB

Kamis, 10 April 2014 - 16:37 WIB

4566 Views ㅤ

<a href=Puerto Riko" width="283" height="178" />Oleh: Nidiya dan Rina dari Muslim Village

Negara persemakmuran  Puerto Riko merupakan wilayah dengan luas 13.790 km2. Puerto Riko telah berada di bawah kendali AS sejak 1898, ketika direbut oleh Spanyol. Negara ini merupakan kepulauan yang meliputi pulau utama Puerto Riko dan lebih dari 100 pulau kecil terutama di sebelah timur pulau utama dan hampir semua tidak berpenghuni, pulau yang terbesar diantaranya adalah Vieques (348 Km2), Culebra (30 Km2), dan Mona (57 Km2 tapi tak berpenghuni).

Kaum Muslim pertama dilaporkan tiba di Puerto Riko sekitar pertengahan abad ke-20 berasal dari Palestina sebagai hasil dari deklarasi pengusiran oleh Israel. Populasi mereka meningkat dari tidak ada pada 1940 menjadi 2.000 (0,07 persen) pada 1970.  Populasi Muslim diperkirakan 3.000 (0,09) pada 1980, 4.500 (0,13 persen) pada 1990, dan 5000 (0,13 persen) pada 2010, media komunitas Muslim di AS Muslim Village  yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.

Diperkirakan persentase Muslim akan terus meningkat sebesar 0,01 persen per dekade, populasi diprediksi akan mencapai 5300 atau 0,14 persen pada 2020, kemudian 6.200 atau 0,17 persen pada 2050 dan 6700 atau 0,22 persen pada 2100.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Sebagai bagian dari misi pencarian fakta Liga Muslim Dunia yang berbasis di Mekah, Dr. Ali Kettani (1941-2001) mengunjungi pulau tersebut pada 1973, beberapa negara di Eropa dan Amerika telah mencatat penemuannya itu.

Dalam kunjungannya, Dr Kettani tidak menemukan mesjid di Puerto Riko, dan memperkirakan populasi Muslim disana sebanyak 2.000 orang pada saat itu, 80 persen di antaranya adalah warga Palestina. Dalam kunjungan 78 hari yang dimulai 22 Oktober, dimana ia mengunjungi 28 negara, ia menggambarkan situasi keagamaan mereka yang sangat buruk.

Saat ini, jumlah Muslim lebih dari dua kali lipat di sana, tetapi jumlah persentase Muslim Palestina tetap sama. Sembilan mesjid telah berkembang dan tersebar diseluruh pulau utama. Namun, hanya satu keluarga Muslim tinggal di Vieques, tidak ada di Culebra, dan sisanya Muslim tinggal di pulau utama.

Mesjid pertama didirikan pada 1981 di Rio Piedras, yang merupakan bagian dari ibukota San juan, di lingkungan Universitas Puerto Riko. Mesjid tersebut memiliki kapasitas 200 laki-laki dan 40 perempuan, dimana didalamnya memiliki Imam tetap, adzan, dan khutbah yang dapat didengar oleh penduduk luar mesjid.

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

Mesjid kedua yang merupakan mesjid terbesar di pulau tersebut, dibangun pada 1992 di Vega Alta, membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari San Juan, letak mesjid itu diatas sebuah bukit yang menghadap jalan tol. Kapasitas mesjid tersebut 1200 laki-laki dan 120 perempuan. Mesjid tersebut memiliki imam yang tetap.

Sebuah ruangan kecil yang disewakan, dijadikan sebuah mesjid pada 1993 di Jayuya, terletak di tengah-tengah pulau. Ruangan tersebut memiliki kapasitas 25 orang, dan seperlima ruangan terisi saat shalat Jumat.

Sebuah mesjid kecil dibangun pada 1995 di Fajardo, di timur laut pulau. Mesjid tersebut memiliki kubah kuning yang menyerupai ‘Dome of Rock’ (kubah batu di Yerusalem, Palestina). Mesjid ini memiliki kapasitas 50 laki-laki dan 15 perempuan. Namun, pada shalat Jumat hanya 10 persen dari kapasitas maksimal yang hadir. Mesjid kelima dibangun pada 1997 di Ponce, pada pertengahan-selatan pulau. Mesjid tersebut memiliki kapasitas 200 laki-laki dan 20 perempuan. Pada shalat Jumat hanya 20 persen yang hadir dari kapasitas maksimalnya.

Mesjid keenam dibangun pada 1998 di Hatillo, terletak di barat laut pulau. Mesjid tersebut memiliki kapasitas 200 laki-laki dan 30 wanita. Namun, pada shalat Jumat hanya 20 persen yang hadir dari kapasitas maksimalnya.

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

Sebuah apartemen lantai dua di Aguadilla pada 2002 diubah menjadi mesjid, yang terletak di barat laut pulau. Mesjid tersebut memiliki kapasitas 50 orang dan seperlima ruangan terisi saat shalat Jumat.

Mesjid kedelapan dibangun pada 2007 di Montehiedra, pinggiran selatan San Juan, diatas sebuah bukit yang menghadap ke selatan-utara tol kilometer 52. Mesjid tersebut kedua terbesar di pulau dalam hal kapasitas, tetapi terbesar dalam hal total lahan yang berjarak sekitar satu hektar. Mesjid tersebut memiliki kapasitas untuk 400 laki-laki dan 50 perempuan. Namun kurang dari 50 persen dari kapasitas maksimal pada shalat Jumat. Mesjid tersebut memiliki imam tetap.

Mesjid kesembilan didirikan pada 2011 di San Juan, sebuah daerah di peinggiran timur San Juan. Mesjid tersebut telah di kelola oleh Muslim pribumi dengan kapasitas 20 orang.

Dicaplok AS

Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh

Sebelum kedatangan Colombus, Puerto Rico didiami oleh suku Taino di awal abad ke 7 masehi. Suku para penjelajah laut ini berkerabat dekat dengan suku Arawak di Amerika Selatan. Ketika Christopher Columbus tiba disana tahun 1493 diperkirakan ada sekitar 50 ribu orang suku Taino disana. Colombus yang kemudian memberinya nama Pulau San Juan Bautista sebagai bentuk penghormatan kepada St. John the Babtist.

Pemukiman Spanyol pertama dibangun di Cappara pada tanggal 8 Agustus 1508 menyusul beberapa tahun kemudian Spanyol mencaplok keseluruhan pulau. Perkembangan kota turut diwarnai dengan kedatangan para budak afrika dan diikuti dengan semakin ramainya para pedagang. Hingga ke pertengahan abad ke 17 Spanyol berhasil mempertahankan Puerto Rico dari upaya pencaplokan oleh Belanda, Inggris dan prancis.

Gerakan kemerdekaan sempat mencuat di Puerto Rico pada tahun 1868 namun kemudian menghilang seiring dengan dibentuknya pemerintahan Spanyol di Puerto Rico dan menjadikannya sebagai propinsi seberang lautan dan di kepalai oleh seorang gubernur.

Mendekati penghujung abad ke 19, dalam upaya memperkuat kendalinya terhadap kekuatan maritim di Karibia, pemerintah AS  menawarkan dana 160 juta dolar kepada Spanyol untuk membeli Puerto Rico dan Cuba. Tawaran yang langsung ditolak mentah mentah oleh Spanyol.

Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung

Tahun 1898 pemerintah Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Spanyol dipicu oleh pertikaian berkepanjangan di Cuba serta tragedi tenggelamnya kapal perang Amerika di lepas pantai Havana. Dan pada tanggal 25 Juli 1898 selama perang antara kedua negara, Amerika berhasil menginvasi Puerto Rico dan berujung kepada kekalahan perang Spanyol dan berakibat pada penyerahan kekuasaan Spanyol atas Puerto Rico, Cuba, Pilipina dan Guam kepada Amerika Serikat sebagaimana diatur dalam pernjanjian Paris. Sejak itu hingga awal abad ke 20 Puerto Rico berada dibawah kekuasaan militer Amerika, seorang gubernur ditunjuk untuk mengepalai pulau ini langsung oleh presiden. Pemerintahan setempat juga diberikan kekuasaan untuk mengontrol Puerto Rico namun pemerintah pusat Amerika tetap memiliki kewenangan hak Veto. (Nidiya/P03/EO2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Referensi:

Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel

www.muslimvillage.com

id.wikipedia.org 

Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Preneur
Kolom