Gaza, MINA – Kehadiran para relawan lembaga medis kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia di Jalur Gaza membuat relawan dokter dan petugas medis lokal merasa tidak berjuang sendiri.
Respons petugas medis lokal tersebut diungkapkan oleh salah satu dokter relawan MER-C, Farhandika Muhammad asal Jakarta, yang kini berada di Jalur Gaza melakukan bantuan medis bersama relawan asal Indonesia lainnya.
“Kehadiran kita saja, itu sudah sangat berarti buat mereka, karena mereka merasa didampingi, tidak merasa berjalan sendirian dan berjuang sendirian di tengah kesulitan saat ini,” kata Farhandika dalam video wawancara dengan relawan MER-C lainnya, Fikri Rofiul Haq, yang diunggah akun Istagram lembaga pendiri Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara tersebut, Rabu (10/7).
Namun, wawancara itu sendiri dilakukan pada waktu malam di Gaza tanpa ada keterangan harinya.
Baca Juga: Pasukan Hamas Targetkan tujuh Kendaraan Militer Israel
Menurut dokter umum itu, ketika para relawan asal Indonesia tiba, para dokter dan relawan medis lokal “sangat welcome kepada kita semua.”
“Kebanyakan dari mereka merasa dekat kepada bangsa Indonesia itu sendiri. Rata-rata dari mereka bilang, kehadiran kita saja sudah sangat luar biasa bagi mereka. Kita sudah jauh-jauh mau datang ke sini,” tambah Farhandika yang ditempatkan di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan.
Farhandika Muhammad tiba di Jalur Gaza tanggal 30 Mei 2024. Dokter muda itu segera diarahkan oleh Kementerian Kesehatan di Gaza bertugas di Med Global Clinic di dekat Rafah. Namun, pada hari kedua, dia dipindahkan ke RS Nasser, rumah sakit pemerintah.
Saat itu RS Nasser baru mulai beroperasi kembali dengan pasien berjumlah 900 – 1.500 orang. Jumlah itu semakin meningkat dalam tujuh hari terakhir karena meningkatnya bom dan ledakan oleh serangan pasukan Israel. Kini tinggal dua rumah sakit yang masih beroperasi dengan kondisi yang sangat terbatas.
Baca Juga: Yair Lapid Serukan Sanksi Yahudi Ultra-Ortodoks yang Tolak Wajib Militer
Jumlah rumah sakit dan tenaga medis yang tersedia sangat tidak sebanding dengan jumlah pasien yang sangat banyak. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Keffiyeh Palestina Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UCESCO