
Keluarga imigran berusaha menyelamatkan diri dari kekerasa warga pribumi di Johanesburg. (Foto: nwebantu.com/Jon Hrusa)
Durban, Afrika Selatan, 2 Rajab 1436/21 April 2015 (MINA) – Seorang Pengacara untuk Hak Asasi Manusia, Thandeka Duma mengatakan, masalah kekerasan terhadap warga asing di Afrika Selatan beberapa pekan ini, perlu dilihat akar masalahnya di tingkat lokal.
Dia mengatakan di Durban, Senin (20/4), saat ini banyak intervensi dan seruan untuk perdamaian, namun ada masalah di lapangan yang masih perlu diselidiki dan ditangani.
“Intervensi dihargai (tetapi) itu sebagian besar di tingkat nasional. Perlu di tingkat lokal, kita perlu melihat akar masalah dan mengatasinya,” kata Duma.
Duma yang bekerja kepada orang asing yang terkena dampak kekerasan di negara itu, mengatakan, banyak orang yang terkena dampak dari kekerasan namun tidak dapat membuka kasus hukum dan merasa masih tidak aman.
Baca Juga: Media Asing: Militan Sudan Membantai Warga Desa, 200 Lebih Tewas
Sedikitnya delapan warga asing tewas dan lebih dari 1.000 orang mengungsi ketika massa menyerang toko mereka, penjarahan dan menghancurkan properti di Durban, kemudian menjalar ke kota-kota di dalam dan sekitar Johannesburg, kota pusat keuangan Afrika Selatan.
Sebelumnya pada Senin, bentrokan dilaporkan terjadi di perkampungan Actonville, luar Johannesburg. Polisi dipanggil saat warga memblokir jalan dan menyerang toko-toko milik asing.
Kolonel Lungelo Dlamini, juru bicara kepolisian Provinsi Gauteng mengatakan kepada Al-Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), polisi dipanggil setelah jalan ditutup, tetapi tidak ada penjarahan yang terjadi.
Dlamini membantah laporan tentang polisi telah menembakkan peluru karet. Dia mengatakan hanya menggunakan gas air mata. “Sekarang situasi tenang, tetapi kami menempatkan banyak polisi di titik ketegangan,” kata Dlamini. (T/P001/R05)
Baca Juga: PBB Tuduh Paramiliter Sudan Halangi Bantuan untuk Darfur
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: MSF: Separuh Penduduk Sudan Hadapi Kekurangan Pangan