Banyumas, MINA – Bencana kekeringan melanda Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah(Jateng), semakin meluas. Hingga Jumat (25/8) total ada 5.033 jiwa di 14 desa yang tersebar di 10 kecamatan mengalami krisis air bersih.
“Sampai kemarin ada 5.033 jiwa dari 1.322 kepala keluarga (KK) yang terdampak,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas Budi Nugroho kepada wartawan.
Menurut analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan, puncak musim kemarau diprakirakan terjadi bulan Agustus ini.
“Secara umum, puncak musim kemarau wilayah Jawa Tengah bulan Agustus,” ujar Rendi. Namun panjangnya musim kemarau tiap wilayah berbeda-beda. Hal itu disebabkan pengaruh fenomena El Nino.
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
“Sementara untuk musim peralihan diperkirakan akan mulai pada bulan Oktober mendatang,” ujar Rendi.
Sementara itu tercatat wilayah yang mengalami krisis air bersih per tanggal 25 Agustus meliputi, Desa Kejawar, Desa Kedunguter dan Desa Karangrau, Kecamatan Banyumas. Desa Pancurendang dan Desa Jingkang, Kecamatan Ajibarang. Desa Panusupan, Kecamatan Cilongok. Desa Kalitapen, Kecamatan Purwojati. Desa Tipar, Kecamatan Rawalo. Desa Kediri, Kecamatan Karanglewas. Desa Lumbir, Kecamatan Lumbir. Desa Telaga, Kecamatan Gumelar. Desa Buniayu, Kecamatan Tambak. Desa Kemawi dan Tanggeran, Kecamatan Somagede. (L/B04/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga