Windhoek, Namibia, 1 Syawal 1434/8 Agustus 2013 (MINA) – Pemerintah Namibia mengatakan bahwa kekeringan parah yang memicu keadaan darurat di Namibia telah menyebabkan 400.000 orang menghadapi kelaparan.
Pemerintah telah dikritik karena gagal melakukan hal yang cukup untuk memberikan bantuan kepada orang-orang selama musim kering terburuk yang melanda negara itu dalam beberapa dekade, Modern Ghana melaporkan sebagaimana yang dipantau MINA (Mi’raj News Agency), Kamis (8/8).
Namun, Ketua Komite Manajemen Resiko Bencana Namibia membela kinerja pemerintah saat ia mengumumkan figur baru pada Selasa malam (6/8).
“Kami berusaha melakukan yang terbaik yang kami bisa untuk memastikan bahwa makanan disalurkan kepada orang-orang yang dimaksudkan. Sejauh ini cukup baik,” kata Ketua Komite.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Namibia adalah negara terkering di Afrika sub-Sahara, dan hanya dua persen tanah menerima curah hujan yang cukup untuk bercocok tanam. Negara Afrika Selatan itu telah mengalami beberapa kekeringan di beberapa dekade terakhir.
Jumlah orang yang beresiko alami kelaparan telah meningkat dari 300.000 orang pada Mei 2013 lalu, ketika Presiden Hifikepunye Pohamba menyatakan keadaan darurat.
Pada Mei 2013, pemerintah mulai membagi-bagikan tas makanan jagung ke daerah pedesaan di bagian tengah negara dan pemerintah menarik dukungan internasional.
Sementara lembaga internasional bergerak dibidang perlindungan anak Unicef melaporkan lebih dari 778.000 orang termasuk 109.000 anak-anak di bawah usia lima tahun beresiko kekurangan gizi.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Organisasi mengatakan mereka membutuhkan sekitar 22 juta dolar (sekitar 17.000 poundsterling) untuk mendukung masyarakat. Tanah kering telah menghancurkan lahan penggembalaan dan memberikan ancaman yang mengkhawatirkan tentang satwa liar yang spektakuler di negara itu, yang menarik pendapatan wisata penting. (T/P09/P02).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza