Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekuatan Musyawarah

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - Senin, 19 Agustus 2024 - 06:13 WIB

Senin, 19 Agustus 2024 - 06:13 WIB

68 Views

Beberapa orang sedang musyawarah (foto: ig)

Musyawarah merupakan salah satu pilar penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Praktik ini telah lama menjadi bagian integral dari budaya berbagai bangsa, termasuk Indonesia. Kekuatan musyawarah terletak pada kemampuannya untuk menyatukan berbagai pemikiran dan aspirasi menjadi sebuah keputusan yang dapat diterima oleh semua pihak.

Dalam konteks pengambilan keputusan, musyawarah memiliki peran yang sangat vital. Proses ini memungkinkan setiap individu atau kelompok untuk menyuarakan pendapat dan gagasannya. Dengan demikian, keputusan yang dihasilkan bukan hanya mencerminkan kehendak mayoritas, tetapi juga mempertimbangkan aspirasi dari berbagai pihak yang terlibat.

Kekuatan musyawarah juga terletak pada kemampuannya untuk menciptakan rasa memiliki di antara anggota masyarakat. Ketika seseorang merasa bahwa suaranya didengar dan pendapatnya dihargai dalam proses pengambilan keputusan, ia cenderung akan lebih mendukung dan bertanggung jawab atas hasil keputusan tersebut. Hal ini pada akhirnya akan memperkuat kohesi sosial dan mengurangi potensi konflik di masyarakat.

Musyawarah juga berperan penting dalam membangun pemahaman bersama. Melalui dialog dan diskusi yang terjadi dalam proses musyawarah, setiap pihak dapat saling bertukar informasi dan perspektif. Hal ini memungkinkan terciptanya pemahaman yang lebih komprehensif terhadap suatu permasalahan, sehingga solusi yang dihasilkan pun akan lebih tepat sasaran dan efektif.

Baca Juga: Rahasia Komunikasi Lebih Asyik dan Efektif

Dalam konteks demokrasi, musyawarah menjadi sarana penting untuk mewujudkan partisipasi publik yang bermakna. Melalui musyawarah, warga negara dapat terlibat secara aktif dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka. Hal ini tidak hanya memperkuat legitimasi keputusan yang diambil, tetapi juga meningkatkan kualitas demokrasi secara keseluruhan.

Kekuatan musyawarah juga terletak pada kemampuannya untuk mengelola perbedaan pendapat secara konstruktif. Dalam masyarakat yang beragam, perbedaan pandangan dan kepentingan adalah hal yang wajar. Musyawarah menyediakan ruang untuk mengakomodasi perbedaan tersebut dan mencari titik temu yang dapat diterima oleh semua pihak.

Musyawarah juga memiliki fungsi edukatif yang penting. Melalui proses ini, masyarakat belajar untuk mendengarkan, menghargai pendapat orang lain, dan mencari solusi bersama. Keterampilan-keterampilan ini sangat penting dalam membangun masyarakat yang demokratis dan toleran.

Dalam konteks resolusi konflik, musyawarah menawarkan pendekatan yang lebih damai dan konstruktif. Dibandingkan dengan pendekatan konfrontatif atau penggunaan kekuatan, musyawarah memungkinkan pihak-pihak yang berselisih untuk duduk bersama, saling mendengarkan, dan mencari solusi yang saling menguntungkan.

Baca Juga: Berdaya Guna

Kekuatan musyawarah juga terletak pada fleksibilitasnya. Proses ini dapat diterapkan dalam berbagai skala dan konteks, mulai dari pengambilan keputusan di tingkat keluarga, komunitas kecil, hingga level nasional atau bahkan internasional. Fleksibilitas ini memungkinkan adaptasi proses musyawarah sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing kelompok atau situasi.

Musyawarah juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan kekuasaan. Dalam sistem pemerintahan yang menganut prinsip checks and balances, musyawarah menjadi mekanisme penting untuk memastikan bahwa kekuasaan tidak terkonsentrasi pada satu pihak saja. Melalui musyawarah, berbagai elemen masyarakat dan lembaga negara dapat saling mengawasi dan menyeimbangkan.

Dalam era digital seperti sekarang, kekuatan musyawarah semakin diperkuat dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi. Platform digital dan media sosial memperluas jangkauan dan aksesibilitas musyawarah, memungkinkan partisipasi yang lebih luas dan inklusif dalam proses pengambilan keputusan.

Musyawarah juga memiliki nilai penting dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Melalui proses ini, berbagai pemangku kepentingan dapat bersama-sama merumuskan visi dan strategi pembangunan yang mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan secara seimbang.

Baca Juga: Memperbarui Azzam

Kekuatan musyawarah juga terletak pada kemampuannya untuk membangun kepercayaan antar pihak. Ketika musyawarah dilakukan secara terbuka, jujur, dan adil, hal ini dapat meningkatkan rasa saling percaya di antara anggota masyarakat dan antara masyarakat dengan pemerintah. Kepercayaan ini menjadi modal sosial yang sangat berharga dalam membangun masyarakat yang harmonis dan negara yang kuat.

Terakhir, kekuatan musyawarah terletak pada kontribusinya terhadap pembentukan karakter bangsa. Praktik musyawarah yang konsisten dan bermakna dapat memupuk nilai-nilai seperti kebersamaan, toleransi, dan gotong royong. Nilai-nilai ini pada gilirannya akan memperkuat identitas dan ketahanan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan di era global.

Musyawarah, dengan segala kekuatannya, merupakan warisan berharga yang perlu terus dipelihara dan dikembangkan. Dalam menghadapi kompleksitas permasalahan di abad ke-21, kekuatan musyawarah akan tetap relevan dan bahkan semakin dibutuhkan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan, mengelola perbedaan, dan membangun masa depan bersama yang lebih baik.

Jauh lebih penting lagi, bagi seorang muslim, musyawarah adalah ajaran dari syariat Islam, seperti diterangkan oleh Allah Ta’ala dalam beberapa ayat al Qur’an dan disabdakan oleh Nabi SAW berikut ini.

Baca Juga: Zona Nyaman

Dari Al-Qur’an

Pertama, dalam surah Ali ‘Imran ayat 159 yang artinya, “Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Kedua, dalam surah Asy-Syura ayat 38 yang artinya, “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”

Dari Hadits

Baca Juga: Etos Kerja

Pertama, hadits riwayat At-Tirmidzi, Nabi SAW bersabda, “Tidaklah suatu kaum bermusyawarah kecuali mereka akan diberi petunjuk pada urusan mereka yang terbaik.”

Kedua, hadits riwayat Al-Baihaqi, Nabi SAW bersabda, “Tidak akan kecewa orang yang beristikharah, tidak akan menyesal orang yang bermusyawarah, dan tidak akan miskin orang yang berhemat.”

Ketiga, hadits riwayat Bukhari, Abu Hurairah berkata, “Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih sering bermusyawarah dengan sahabatnya daripada Rasulullah SAW.”

Dalil-dalil ini menunjukkan pentingnya musyawarah dalam Islam, baik dalam urusan pribadi maupun masyarakat. Musyawarah dianggap sebagai cara untuk mencapai keputusan terbaik dan menciptakan keharmonisan dalam komunitas.[]

Baca Juga: Man Jadda Wa Jada

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Pentingnya Empati

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur