Yangon, 6 Dzulqa’dah 1436/21 Agustus 2015 (MINA) – Sebuah kelompok HAM (Hak Asasi Manusia) yang berbasis di AS telah mendesak Pemerintah Myanmar mengikutsertakan Muslim Rohingya dalam Pemilu (Pemilihan Umum) pada November mendatang, walau kartu identitas Muslim Rohingya telah dicabut pemerintah awal tahun ini.
The Carter Centre juga memperingatkan bahwa meningkatnya suara kebencian anti-Islam di negara mayoritas Buddha itu, bisa meningkatkan konflik antar agama selama kampanye mendatang.
Pihak berwenang Myanmar mulai mengumpulkan dokumen-dokumen identifikasi sementara dari kelompok minoritas, terutama Muslim Rohingya yang mengungsi di negara bagian Rakhine barat, pada bulan April, sebuah langkah yang menghilangkan hak suara mereka, demikian seperti dilaporkan The News dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.
Carter Center yang dipimpin mantan Presiden AS Jimmy Carter dalam keterangan hari Rabu, berharap Presiden Myanmar untuk memberikan hak pilih pada warga Rohingya agar menghasilkan pemilihan umum yang sah.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Kelompok advokasi yang telah diundang untuk mengamati pemilu Myanmar bersama dengan Uni Eropa, mengatakan Myanmar telah secara substansial meningkatkan persiapan untuk 8 November, antaranya dengan tidak beri hak pilih pada warga minoritas.
Perlu aturan lebih transparan, kebebasan media di negara itu.
Carter memperingatkan kampanye bisa melihat meningkatnya kebencian anti-Muslim, yang telah dikaitkan dengan pertumpahan darah keagamaan di Myanmar sebuah negara di mana para biksu semakin berpengaruh.
Langkah Thein Sein untuk mencabut dokumen identitas pada bulan Maret dan penghapusan hak suara bertentangan dengan praktik internasional dan sebagai diskriminatif, kata Carter Centre.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Warga Rakhine sangat terluka setelah kekerasan melanda seluruh negara bagian pada 2012, yang menyebabkan lebih dari 200 orang tewas terutama Rohingya.(T/P005/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina