Trondheim, MINA – Kelompok hak asasi manusia Irlandia Hengaw melaporkan, Iran telah mengeksekusi setidaknya 1.002 tahanan sejak Januari 2025.
Dilansir dari Khaama Press, dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Ahad (21/9), organisasi yang berkantor di Trondheim tersebut mengatakan, mereka yang dieksekusi termasuk 29 perempuan, satu anak, dan setidaknya 33 tahanan politik atau agama.
Kelompok tersebut mencatat bahwa 404 eksekusi dilakukan setelah pecahnya konflik Israel-Iran, meningkat 40 persen dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, dan merupakan angka tertinggi dalam dua dekade.
Mereka yang dieksekusi mati termasuk 148 orang Kurdi, 130 orang Lur, 114 orang Baluch, 106 orang Turkiye, dan 65 orang Afghanistan, yang mencerminkan cakupan etnis yang luas dari praktik eksekusi Iran.
Baca Juga: Indonesia Masuk di Grup Inti Solusi Dua Negara dalam Sidang Majelis Umum PBB
Hengaw mengatakan, 63 tahanan dieksekusi secara rahasia, tanpa kunjungan keluarga terakhir, sementara hanya lima persen kasus yang dilaporkan di media pemerintah.
Para aktivis hak asasi manusia mengecam peningkatan tajam tersebut, dengan mengatakan, Teheran semakin sering menggunakan eksekusi sebagai alat politik, bukan hanya untuk hukuman pidana, sehingga memperdalam kekhawatiran internasional atas pelanggaran hak asasi manusia.
Hengaw mendesak masyarakat sipil dan lembaga-lembaga demokrasi di seluruh dunia untuk mengambil tindakan tegas, memperingatkan bahwa “tsunami” eksekusi di Iran berisiko semakin meluas tanpa tekanan internasional. []
Mi’raj News Agency (MINA)