Jaringan HAM Burma Desak Komunitas Internasional Dukung Muslim Rohingya

London, MINA – Komunitas internasional harus bekerja mendirikan baru, di mana “diakui” sebagai warga negara yang setara, kata Jaringan Hak Asasi Manusia Burma (BHRN) yang berbasis di London pada Rabu (25/8).

“Pada peringatan keempat Genosida Rohingya pada 25 Agustus, komunitas internasional seharusnya tidak hanya merenungkan kekejaman yang dilakukan terhadap Rohingya, tetapi harus secara aktif bekerja untuk membangun Burma baru yang akan inklusif bagi Rohingya sebagai warga etnis yang diakui dengan hak yang sama di negara ini,” kata Kyaw Win, Direktue Eksekutif BHRN dalam sebuah pernyataan, Anadolu melaporkan.

“Sementara banyak orang melihat Kudeta 1 Februari Burma sebagai masalah yang mengesampingkan keluhan lama minoritas di negara ini, kita malah harus mempertimbangkan krisis ini sebagai kesempatan membawa perubahan yang berarti bagi negara,” ujarnya.

Ia mengatakan, meskipun tidak ada jawaban yang mudah untuk mengeluarkan militer dari kekuasaan tidak sah mereka, gerakan untuk melakukannya telah melibatkan persatuan yang luar biasa di antara semua rakyat Burma.

“Sambil mengambil langkah-langkah untuk memberikan sanksi dan membela militer Burma, komunitas internasional juga harus membantu Pemerintah Persatuan Nasional untuk menjadi entitas yang layak, adil, dan berpusat pada hak asasi manusia,” tambahnya.

Kelompok itu juga mengatakan “sejak militer Burma merebut kekuasaan negara itu pada 1 Februari, Rohingya telah menjadi masalah.”

Mendesak semua negara di dunia untuk mengakui serangan terhadap Rohingya pada tahun 2017 sebagai ‘genosida’,” BHRN juga meminta AS, Uni Eropa, Inggris, PBB, dan ASEAN mengakui Pemerintah Persatuan Nasional sebagai perwakilan yang sah dari orang-orang Burma.

“Komunitas internasional harus mendukung kasus terhadap militer Burma di Pengadilan Kriminal Internasional memastikan Rohingya dapat memperoleh keadilan atas kejahatan yang dilakukan terhadap mereka,” tambah kelompok hak asasi itu.

BHRN beroperasi di seluruh Myanmar yang bekerja untuk hak asasi manusia, hak minoritas, dan kebebasan beragama di negara tersebut. (T/R7/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.