London, MINAN – Kelompok kampanye pro-Israel, UK Lawyers for Israel (UKLFI), memprotes pengibaran bendera Palestina oleh tim sepak bola Maroko di Piala Dunia Qatar 2022.
Menurut Chronicle Yahudi, badan yang berbasis di London itu menulis kepada Ketua Komite Disiplin FIFA Jorge Palacio, menuduh negara Afrika Utara itu melanggar aturan FIFA.
Palacio diminta oleh UKLFI untuk membuka penyelidikan segera dan mengumumkan tindakan sementara untuk mencegah terulangnya pelanggaran seperti itu, di semifinal besok dan di final perebutan tempat ketiga pada hari Sabtu (17/12), Middle East Monitor melaporkan, Selasa (13/12).
UKLFI mengklaim Maroko melanggar Pasal 11.2 Kode Disiplin FIFA, yang mengatakan siapa pun yang menggunakan “acara olahraga untuk demonstrasi yang bersifat non-olahraga” dapat dikenai tindakan disipliner. Maroko juga dituduh melanggar beberapa kode disiplin lainnya.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Bendera Palestina berkibar di mana-mana sepanjang turnamen di Qatar. Warna merah, putih, hitam, dan hijau bendera Palestina dapat dilihat di stadion, pasar, restoran, dan metro. Negara-negara Arab dan Afrika yang bermain di turnamen tersebut juga mengibarkan warna Palestina di samping bendera nasional mereka.
Maroko merayakan setiap kemenangan dengan mengibarkan bendera Palestina. Bendera Qatar juga dikibarkan oleh para pemain Maroko, tetapi UKLFI tampaknya tidak mengajukan keberatan atas hal itu kepada FIFA.
Kelompok lobi pro-Israel menjadi terkenal karena dukungannya terhadap Negara Apartheid. Dalam salah satu dari banyak kampanyenya, UKLFI menekan dewan penguji untuk mengubah buku teksnya tentang Israel dan Palestina. Amandemen itu dikecam sebagai propaganda Israel dan buku pelajaran itu ditarik.
Hubungan UKLFI dengan kelompok sayap kanan Israel juga telah menjadi penyebab keprihatinan termasuk di antara orang Yahudi Inggris yang pada tahun 2019 mendesak pelindung UKLFI mengundurkan diri karena acara yang sangat kontroversial dengan kelompok Israel pro-pemukim “sayap kanan”. (T/R7/P1)
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya