Paris, 7 Ramadhan 1438/2 Juni 2017 (MINA) – Keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik Amerika Serikat (AS) keluar dari kesepakatan perubahan iklim Paris telah menuai kecaman luas dari para pemimpin negara dunia.
Kritik keras muncul untuk Trump di dalam maupun di luar negeri.
Sementara pemimpin dunia dan lokal tetap menjanjikan dukungan terhadap kesepakatan Paris tanpa menghiraukan penarikan diri Washington.
Pada hari Kamis (1/6), Trump mengumumkan bahwa dia akan meninggalkan perjanjian tersebut, dengan dalih tugasnya adalah melindungi “Amerika Serikat dan warganya”.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Dia mengatakan, AS akan menarik diri dari kesepakatan iklim Paris, tapi akan memulai negosiasi kembali untuk memasuki kesepakatan Paris atau transaksi baru dengan syarat yang adil bagi Amerika Serikat.
Menurut peraturan kesepakatan Paris 2016, keluar dari perjanjian akan melalui proses yang panjang hingga empat tahun jika ingin bergabung kembali.
AS akan bergabung dengan Nikaragua dan Suriah, karena kedua negara tersebut belum menandatangani kesepakatan iklim Paris.
Nikaragua menolak untuk menandatangani kesepakatan tersebut dengan mengatakan bahwa hal itu terlalu lemah.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Para pemimpin dunia mengecam langkah Trump dan menyebutnya “mengecewakan” dan “disesalkan”.
Pemimpin Jerman, Perancis dan Italia mengeluarkan sebuah pernyataan bersama yang mengatakan bahwa “Persetujuan Paris tetap menjadi landasan dalam kerja sama” antara ketiga negara.
Mereka juga menolak klaim Trump bahwa kesepakatan tersebut dapat dinegosiasi ulang.
“Kami menganggap momentum yang dihasilkan di Paris pada bulan Desember 2015 tidak dapat diubah dan kami sangat yakin bahwa Perjanjian Paris tidak dapat dinegosiasi ulang, karena ini adalah instrumen vital bagi planet, masyarakat dan ekonomi kita,” kata pernyataan bersama itu.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Presiden Perancis Emmanuel Macron juga mengatakan dalam sebuah pernyataan di televisi bahwa “tidak ada rencana B” mengenai iklim, karena “tidak ada planet B”. (T/RI-1/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu