Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluar dari Perjanjian Paris, Trump Dikecam Para Pemimpin Dunia

Rudi Hendrik - Jumat, 2 Juni 2017 - 22:46 WIB

Jumat, 2 Juni 2017 - 22:46 WIB

337 Views

Perjanjian Paris 2015 tentang kesepakatan perubahan iklim. (Foto: UNFCCC)

Perjanjian Paris 2015 tentang kesepakatan perubahan iklim. (Foto: UNFCCC)

Paris, 7 Ramadhan 1438/2 Juni 2017 (MINA) – Keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik Amerika Serikat (AS) keluar dari kesepakatan perubahan iklim Paris telah menuai kecaman luas dari para pemimpin negara dunia.

Kritik keras muncul untuk Trump di dalam maupun di luar negeri.

Sementara pemimpin dunia dan lokal tetap menjanjikan dukungan terhadap kesepakatan Paris tanpa menghiraukan penarikan diri Washington.

Pada hari Kamis (1/6), Trump mengumumkan bahwa dia akan meninggalkan perjanjian tersebut, dengan dalih tugasnya adalah melindungi “Amerika Serikat dan warganya”.

Baca Juga: Zohran Mamdani Berkantor sebagai Wali Kota New York City 1 Januari

Dia mengatakan, AS akan menarik diri dari kesepakatan iklim Paris, tapi akan memulai negosiasi kembali untuk memasuki kesepakatan Paris atau transaksi baru dengan syarat yang adil bagi Amerika Serikat.

Menurut peraturan kesepakatan Paris 2016, keluar dari perjanjian akan melalui proses yang panjang hingga empat tahun jika ingin bergabung kembali.

AS akan bergabung dengan Nikaragua dan Suriah, karena kedua negara tersebut belum menandatangani kesepakatan iklim Paris.

Nikaragua menolak untuk menandatangani kesepakatan tersebut dengan mengatakan bahwa hal itu terlalu lemah.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Zohran Mamdani Menang Pilkada New York: Sejarah Baru bagi Muslim di Amerika

Para pemimpin dunia mengecam langkah Trump dan menyebutnya “mengecewakan” dan “disesalkan”.

Pemimpin Jerman, Perancis dan Italia mengeluarkan sebuah pernyataan bersama yang mengatakan bahwa “Persetujuan Paris tetap menjadi landasan dalam kerja sama” antara ketiga negara.

Mereka juga menolak klaim Trump bahwa kesepakatan tersebut dapat dinegosiasi ulang.

“Kami menganggap momentum yang dihasilkan di Paris pada bulan Desember 2015 tidak dapat diubah dan kami sangat yakin bahwa Perjanjian Paris tidak dapat dinegosiasi ulang, karena ini adalah instrumen vital bagi planet, masyarakat dan ekonomi kita,” kata pernyataan bersama itu.

Baca Juga: Raja Yordania dan Menlu Inggris Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Presiden Perancis Emmanuel Macron juga mengatakan dalam sebuah pernyataan di televisi bahwa “tidak ada rencana B” mengenai iklim, karena “tidak ada planet B”. (T/RI-1/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Presiden Aoun: Lebanon Tidak Punya Pilihan Selain Negosiasi dengan Israel

Rekomendasi untuk Anda