Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluarga Sakinah, Tenang Bersama di Tengah Cobaan

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - 2 menit yang lalu

2 menit yang lalu

0 Views

ilustrasi : keluarga sakinah (ist)

PERNIKAHAN itu bukan janji bahwa hari-hari akan selalu cerah. Bukan pula kesepakatan bahwa tak akan ada air mata. Tapi pernikahan adalah perjalanan dua insan yang siap saling menggenggam saat badai datang,  dan saling bersyukur saat mentari bersinar.

Sakinah itu bukan berarti tanpa masalah, tapi hati yang tenang saat masalah datang, karena tahu ada Allah yang membimbing.

Allah berfirman dalam Surah Ar-Ruum ayat 21:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةًۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Baca Juga: Antara Perjanjian Hudaibiyah dan Gencatan Senjata di Gaza

“Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”

Begitulah dengan kekuasaan-Nya, Allah menciptakan manusia dengan berpasang-pasangan yang serasi. Allah menciptakan itu sesuai dengan bentuknya masing-masing, agar pasangan tersebut merasa saling cenderung dan merasa tenteram antarkeduanya. Lalu Allah jadikan di antara mereka rasa kasih dan sayang melalui jalur pernikahan yang mempertemukan keduanya.

Karena itu, dengan adanya isteri, seorang suami dapat berbahagia dengannya dan dapat mendapatkan manfaat dengan adanya anak-anak keturunan. Sehingga semakin menambah ketenangan bersamanya.

Demikian pula sebaliknya, isteri merasakan adanya pemimpin yang mencari nafkah, yang menjaganya dan membimbingnya ke jalan Ilahi.

Baca Juga: Perdamaian di Gaza, Antara Asa dan Realita

Imam Asy-Syaukani menjelaskan, melalui tali pernikahan, sebagian manusia condong kepada yang lainnya, yang sebelumnya tidak saling mengenal, tidak saling mencintai dan tidak saling mengasihi.

Melalui ikatan pernikahan suami-isteri itulah, maka timbul kecintaan dan kasih sayang di antara keduanya.

Kasih sayang (mawaddah) bisa hadir di awal pernikahan. Tapi sakinah dibangun di tengah jalan berumah tangga. Ketenangan tumbuh dari kesabaran, keikhlasan dan kepasrahan pada Allah.

Sakinah bukan berarti rumah tanpa suara tinggi, tapi rumah yang tahu bagaimana merendahkan suara dengan hati. Sakinah juga bukan ruang yang steril dari marah, tapi ruang yang penuh maaf.

Baca Juga: Ketika Sumud Flotilla Tak Sampai Gaza

Pernikahan bukan sekadar memadu cinta, tapi memadu takwa dalam ujian kehidupan. Menahan ego, menundukkan nafsu, dan saling menguatkan dalam doa. Karena pernikahan sejatinya bukan tentang hidup bahagia setiap hari, tapi tentang bagaimana pasangan terus berjuang bersama agar Allah ridha di setiap hari.

Di dalam kehidupan berumahtangga, untuk memperkuat dan mempererat ikatan yang suci itu, yang perlu ditekankan adalah perlunya saling berbuat baik di antara keduanya.

Dalam hal ini Allah menyebutkan di dalam firman-Nya :

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Baca Juga: Mewaspadai Parasit Bani Israil dalam Tubuh Kaum Muslimin

Artinya : “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS Al-Baqarah [2]: 228).

Begitulah, kaum isteri memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh suami mereka seimbang dengan kewajiban-kewajiban mereka terhadap suami mereka. Pemenuhan hak suami isteri itu pada hal-hal yang baik (ma’ruf).

Apalagi suami sebagai pemimpin di dalam rumah tangga, ia memiliki tanggung jawab atas perjalanan bahtera rumah tangganya dalam mengarungi badai kehidupan.

Karena itu, kita tidak bisa mencari sakinah yang sempurna, tapi kita bisa bersama pasangan yang mau berjuang bersama menuju sakinah.

Baca Juga: Global Sumud Flotilla, Napak Tilas Perjuangan Sahabat Bebaskan Masjidil Aqsa

Karena sakinah tak datang dari indahnya pesta, tapi dari kesungguhan menjaga cinta di tengah luka.  Dan yang menguatkan itu, hanyalah Allah semata. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Nabi Musa Pembebas Bani Israil, Menuju Tanah yang Disucikan

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Khadijah
Kolom
Kolom