Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluarga Sandera Israel Kembali Desak Netanyahu untuk Setujui Gencatan Senjata

sri astuti Editor : Rudi Hendrik - 35 detik yang lalu

35 detik yang lalu

0 Views

Warga Israel, sambil memegang bendera dan spanduk Israel, menggelar demonstrasi menuntut kesepakatan pertukaran sandera dan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menandatangani gencatan senjata di Gaza, pada tanggal 31 Agustus 2024, di Tel Aviv, Israel. [Foto: Anadolu]

Tel Aviv, MINA – Keluarga sandera Israel pada Sabtu (5/7) mendesak pemerintahnya untuk menyetujui usulan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas, untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza.

“Jika (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu tidak menggagalkan kesepakatan sebelumnya, para sandera pasti sudah berada di rumah,” kata Einav Zangauker dalam konferensi pers di luar Kementerian Pertahanan di Tel Aviv. Putra Zangauker yang bernama Matan masih disandera di Gaza, Anadolu melaporkan.

Tentara Israel melanjutkan serangan di Jalur Gaza pada tanggal 18 Maret, menghancurkan perjanjian gencatan senjata yang berlaku di Gaza pada tanggal 19 Januari.

“Namun pada saat ini, ketika ada ketakutan besar terhadap nyawa para sandera karena tekanan militer, ketika tentara heroik kita gugur dalam perang yang telah mencapai tujuannya, gencatan senjata adalah perintah hari ini,” ujarnya.

Baca Juga: 31 Tentara Israel Tewas Ditembak Teman Sendiri di Gaza

Gencatan senjata memilih hidup. Pemerintah Israel harus melakukan segalanya agar usulan itu dilaksanakan pekan ini,” katanya.

“Saya memanggil perdana menteri dari sini, Netanyahu, dua hari lalu, Anda berjanji akan membawa pulang semua orang. Inilah saatnya untuk bertindak,” tegasnya, mendesak untuk menerima usulan tersebut dan mengirim tim negosiasi guna mencapai kesepakatan.

Saudara dari sandera lain di Gaza, yang namanya tidak disebutkan, memohon kepada Presiden AS Donald Trump untuk menekan agar tercapai kesepakatan Gaza, dengan memperingatkan bahwa “penundaan apa pun dapat menyebabkan hilangnya lebih banyak tahanan.”

Hamas mengatakan pada Jumat bahwa mereka telah menyampaikan tanggapan “positif” kepada para mediator atas usulan gencatan senjata Gaza dan pertukaran tahanan baru-baru ini.

Baca Juga: Trump Perkirakan Gencatan Senjata Gaza Mungkin Tercapai Pekan Depan

Israel mengonfirmasi bahwa mereka sedang mempelajari tanggapan Hamas terhadap usulan tersebut.

Menurut surat kabar Haaretz, Kabinet Keamanan Israel bersidang pada pukul 10 malam waktu setempat (1900GMT) pada Sabtu untuk membahas tanggapan Hamas dan masa depan perang Gaza.

Tel Aviv memperkirakan ada 50 sandera, termasuk 20 tawanan hidup, di Gaza. Sementara lebih dari 10.400 warga Palestina ditahan di penjara-penjaranya, menderita penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis yang telah menyebabkan kematian banyak orang, menurut laporan media dan hak asasi manusia Palestina dan Israel.

Meskipun ada seruan internasional untuk gencatan senjata, Israel telah melancarkan perang genosida di Gaza, menewaskan lebih dari 57.300 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, sejak Oktober 2023. []

Baca Juga: Hamas: Al-Aqsa adalah Garis Merah, Hentikan Rencana Yahudisasi Israel

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda