Tel Aviv, MINA – Keluarga seorang sandera Israel mengecam pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Senin (3/3), di tengah ketidakpastian atas nasib gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tawanan.
“Kami berada di puncak negosiasi, dan kami menggunakan kekuasaan yang dapat membuat kami kehilangan para sandera,” Alon Nimrodi, ayah dari tawanan Israel Tamir Nimrodi, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel, seperti dikutip Anadolu.
“Kami telah melakukan ini di masa lalu dan kehilangan puluhan dari mereka,” kata Nimrodi.
“Sangat menjengkelkan bahwa para sandera mengandalkan Amerika dan pemerintah asing lainnya, bukan pemerintah Israel yang tidak setuju dengan kami dalam masalah ini. Ini membingungkan,” tambahnya.
Baca Juga: Pendudukan Israel 44 Kali Larang Adzan di Masjid Ibrahimi selama Februari 2025
Tentara Israel telah meningkatkan serangannya di seluruh Gaza sejak hari Ahad, tak lama setelah berakhirnya fase pertama perjanjian gencatan senjata Gaza. Rezim pendudukan juga telah menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan karena Netanyahu menolak untuk memulai negosiasi pada fase kedua dari kesepakatan gencatan senjata.
Israel memperkirakan bahwa 59 tawanan masih ditahan di Gaza, dengan sedikitnya 20 di antaranya masih hidup. Mereka diharapkan akan dibebaskan pada fase kedua gencatan senjata, yang juga mengharuskan Israel untuk menarik pasukannya dari Gaza sepenuhnya dan mengakhiri perang secara permanen. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Serukan Negara-Negara Arab Bertindak Hentikan Blokade Gaza