Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenag Gelar STQH Nasional XXVIII di Kendari, Angkat Isu Kerukunan dan Lingkungan

Rana Setiawan Editor : Ali Farkhan Tsani - 47 detik yang lalu

47 detik yang lalu

0 Views

Konferensi Pers Seleksi Tilawatil Qur'an dan Musabaqah Al-Hadits (STQH) Tingkat Nasional XXVIII di Jakarta, Selasa (7/10/2025).(Foto: IST)

Jakarta, MINA — Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia secara resmi siap menggelar Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-Hadits (STQH) Tingkat Nasional XXVIII di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, dari 9 hingga 19 Oktober 2025.

Mengusung tema “Syiar Al-Qur’an dan Hadits, Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan”, perhelatan akbar itu akan diikuti oleh 3.921 partisipan, termasuk 1.027 peserta dari 35 provinsi.

Acara yang akan dibuka oleh Presiden RI Prabowo Subianto pada 11 Oktober 2025 ini bertekad menjadi instrumen strategis dalam pembangunan karakter bangsa, regenerasi ulama, dan pemberdayaan ekonomi umat.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam), Abu Rokhmad, menjelaskan, kompetisi tersebut tidak hanya berfokus pada prestasi spiritual tetapi juga pada pembangunan karakter, pemberdayaan ekonomi, dan kesadaran lingkungan.

Baca Juga: 60.000 Warga Gaza Tewas Disebabkan Agresi Brutal Israel Pasca Dua Tahun Konflik di Palestina

“STQH Nasional diposisikan sebagai wadah penting untuk mencetak generasi penerus ulama dan memperkuat nilai moderasi beragama di tengah masyarakat,” kata Abu Rokhmad dalam temu media di Jakarta, Selasa (7/10).

Selain itu, lanjut dia, Kemenag RI menjadikan STQH Nasional XXVIII sebagai momentum transformasi digital dalam penyelenggaraan keagamaan. Sistem terpadu berbasis aplikasi e-MTQ diterapkan untuk menjamin keadilan dan objektivitas.

“Tujuan utama digitalisasi pada penyelenggaraan STQH adalah efisiensi, validitas, transparansi, akuntabilitas, dan peningkatan integritas penyelenggaraan STQH,” tegas Abu Rokhmad.

Staf Khusus Menteri Agama Bidang Komunikasi Publik, Ismail Cawidu, menekankan, esensi acara melampaui kompetisi.

Baca Juga: Peringati Dua Tahun Badai Al-Aqsa, MUI Sampaikan 9 Seruan

“STQH menanamkan nilai-nilai akhlak, kedisiplinan, dan toleransi lintas budaya serta menjadikannya sebagai perekat harmoni sosial dan ukhuwah kebangsaan,” kata Ismail Cawidu.

Ia juga menegaskan, ajang ini menjadi seleksi alami bagi calon ulama muda, termasuk para qari’, hafiz, dan mufasir, yang tumbuh dari berbagai penjuru Indonesia.

Tinjauan Tema dan Dampak Ekonomi Lokal
Aspek tematik “Melestarikan Lingkungan” dalam tema besar acara juga disorot Kemenag sebagai bentuk penanaman kesadaran Ekoteologi.

Plt. Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menjelaskan filosofi di balik tema tersebut.

Baca Juga: Pasca Tragedi Khoziny, Menko PM Bentuk Satgas Penataan Pembangunan Pesantren

“Melalui tema dan praktik ramah lingkungan, STQH mengajarkan bahwa mencintai Al-Qur’an juga berarti merawat bumi sebagai amanah Tuhan,” tuturnya.

Dari sisi daerah, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara, Muhamad Saleh, menyampaikan optimisme akan dampak positif acara.

“STQH mendorong perputaran ekonomi lokal melalui expo UMKM, pariwisata, dan pasar rakyat berbasis kearifan lokal,” ujar Muhamad Saleh.

Ia juga berharap kehadiran ribuan partisipan dapat merekatkan kerukunan, yang disimbolkan oleh Tugu Persatuan Sulawesi Tenggara dalam logo acara.

Baca Juga: Misi Pencarian Selesai, Korban Mushala Al Khoziny 171 Orang, 104 Selamat, 67 Wafat

STQH Nasional XXVIII akan mempertandingkan cabang Seni Baca Al-Qur’an, Hafalan Al-Qur’an (1 Juz hingga 30 Juz), Tafsir Al-Qur’an (Bahasa Arab), dan Hadits Nabi (100 Hadits dengan Sanad, 500 Hadits tanpa Sanad, dan KTIH).

Upacara penutupan akan dilaksanakan pada 18 Oktober 2025 dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jateng Juara Umum MQK Nasional 2025

Rekomendasi untuk Anda

No data was found