Tangerang, MINA – Kementerian Agama meminta guru madrasah pengampu mata pelajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) untuk menyampaikan materi secara komprehensif, agar siswa memiliki pandangan yang utuh atas fakta-fakta sejarah Islam yang terjadi.
Hal itu disampaikan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Muhammad Zain, secara daring kepada puluhan Guru Mata Pelajaran SKI yang mengikuti Workshop Pengembangan Kompetensi Guru Sejarah Kebudayaan Islam MA/MAK, demikian keterangan yang diterima MINA, Jumat (26/2).
Lebih lanjut, penyampaian sejarah Islam secara komprehensif memiliki andil untuk membentuk generasi muda yang moderat.
Zain mencontohkan, materi tentang kejayaan Islam di Spanyol yang melahirkan para filsuf hebat Ibnu Rusyd dan tokoh mufassir Abi Abdullah Al-Qurthuby, maka tak cukup hanya menjelaskan perkembangan ilmu pengetahuan yang berkembang saat itu.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Selain itu, seorang Guru Mapel SKI perlu juga mengelaborasi bagaimana sikap dan perilaku umat Islam pada saat itu.
“Kebesaran Islam di Spanyol dan berjaya selama 750 tahun karena para ulama dan muslim Spanyol kala itu mempraktekan Islam yang inklusif, terbuka dan toleran,” katanya.
Ia mengingatkan, agar Guru Mapel SKI perlu memiliki kekayaan literasi sejarah Islam. Sejarah Kebudayaan Islam, lanjut Zain, memiliki karakternya sendiri, hal ini perlu didukung dengan sumber bacaan yang lengkap, agar informasi sejarah tidak dilihat dari satu sudut pandang saja.
“Guru SKI, harus banyak membaca dan penguasaan literaturnya harus baik,” sambungnya.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Selain menyampaikan informasi sejarah secara utuh, lanjut Zain, guru SKI sebagai pendidik harus menyajikan sejarah secara menyenangkan. Hal ini, agar materi sejarah menjadi lebih menarik dan bisa diterima oleh peserta didik dengan baik.
“Menyampaikan materi pembelajaran sejarah perkembangan Islam kepada siswa disaat pandemi Covid-19 secara daring menjadi tantangan sendiri bagi guru SKI. Oleh sebab itu, guru SKI harus kreatif agar materi sejarah tidak membosankan,” tambahnya.
Di samping itu, workshop Pengembangan Kompetensi Guru SKI MA/MAK dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Kegiatan diikuti Guru Madrasah Aliyah/Madrasah Keagamaan yang berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Banten, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Lampung dan Sumatera Selatan. (R/SH/R1)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis