Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenag: Penggunaan Transliterasi Baca Al-Quran Cenderung Meningkat

Rana Setiawan - Senin, 5 Desember 2016 - 23:49 WIB

Senin, 5 Desember 2016 - 23:49 WIB

346 Views

(Kemenag)

lpmq-kemenag.jpg" alt="(Kemenag)" width="600" height="418" /> (Kemenag)

 

Jakarta, 5 Rabi’ul Awwal 1438/5 Desember 2016 (MINA) – Pgs. Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Balitbang Diklat Kemenag RI Muchlis M Hanafi mengatakan, penggunaan transliterasi dalam membaca Al-Quran di Indonesia cenderung meningkat.

Hal ini disampaikan Muchlis saat membuka Seminar Hasil Penelitian Penggunaan Transliterasi dalam Membaca Al-Quran yang diselenggarakan oleh LPMQ di Menara 165 Convention Center, Jakarta, Senin (5/12).

Menurutnya, pada tahun 2011, ada 11 tanda tashih penerbit yang mencetak mushaf Al-Quran lengkap dengan transliterasi. Angka ini meningkat hingga pada tahun 2016 ada 16 tanda tahsis. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan transliterasi dalam membaca Al-Quran masih dibutuhkan.

Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!

Meski banyak bermunculan metode baca cepat Al-Quran di era digital, ternyata transliterasi mushaf Al-Quran masih dibutuhkan. Akan hal ini, Kementerian Agama diharapkan dapat terus memfalisitasi keberadaan mushaf Al-Quran yang dilengkapi transliterasi.

Namun demikian, lanjut Muchlis, diperlukan rumusan argumen tentang ini. “Perlu ada kajian yang lebih akademis terkait boleh tidaknya penggunaan transliterasi, selain argumen keagamaan, lalu hasil penelitian digunakan untuk menguatkan transliterasi,” kata Muchlis.

“Seminar ini merupakan puncak perjalanan panjang terhadap penggalian informasi tentang transliterasi dari lapangan. Hasilnya sangat bermakna, karena akan mengkonfirmasi tentang temuan ulama selama ini terkait penggunaan transliterasi. Banyak ulama mengharamkan transliterasi, umumnya negara Arab, termasuk juga Malaysia,” tambahnya.

Muchlis berharap hasil penelitian ini, dapat menjadi dasar penguat argumen kebolehan penggunaan transliterasi di Indonesia.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini

Koordinator peneliti Ali Akbar menyampaikan, LPMQ pada tahun ini sudah melakukan dua penelitian. Pertama, pembelajaran Al-Quran bagi tuna netra (sudah diseminarkan bulan lalu). Kedua, penggunaan transliterasi dalam membaca Al-Quran.

“Penelitian ini dilakukan di 12 Provinsi dan ingin melihat mengapa transliterasi masih dibutuhkan di tengah masyarakat,” kata Ali Akbar.

Seminar hasil penelitian ini diikuti 80 peserta yang terdiri dari perwakilan pengasuh pondok pesantren, perguruan tinggi, IIQ Jakarta, serta peneliti serta ASN LPMQ. (T/R05/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
MINA Health
Kolom
Kolom
Khadijah