Jakarta, MINA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan memberikan nilai nol kepada siswa Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang telah melakukan kecurangan.
Berbagai kecurangan yang terjadi seperti penyebaran foto soal UN yang ada di komputer kemudian disebar ke temannya dan sebagainya.
“Kalau kebocoran tidak ada karena semua sudah UNBK yang ada hanya kecurangan pada UN, Kecurangan itu bentuknya memfoto soal dari komputer lewat Smartpone kemudian dibagikan, kebanyakan melalui Whatsapp,” kata Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Muchlis R Luddin dalam taklimat media di Gedung Kemendikbud Senayan, Jakarta, Selasa (7/5).
Kecurangan tersebut dilakukan oleh siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), siswa yang curang akan diberi nilai nol berdasarkan mata pelajaran yang dicuranginya.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Kami memutuskan, bagi mereka yang telah berbuat kecurangan akan kami beri nilai nol,” tambahnya.
Muchlis memaparkan, jumlah laporan pengaduan yang masuk pada 2018 sebanyak 79 laporan dan pada 2019 meningkat menjadi 126 laporan yang berasal dari 25 provinsi di Indonesia. Dominan dalam pengaduan tersebut yakni mengenai kecurangan UN.
Adapun siswa yang melakukan kecurangan akan diberi kesempatan yaitu mengikuti ujian perbaikan dan nantinya akan diberikan dua surat keterangan.
“Jadi mereka nanti akan diberi kesempatan untuk ujian perbaikan. Surat keterangan pertama keterangan hasil UN dengan nilai nol, yang kedua keterangan perbaikan,” ujarnya.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Sebelumnya, pada pelaksanaan UNBK tingkat SMA beredar soal matematika beserta kunci jawaban. Soal Matematika beserta kunci jawaban yang bocor tersebut merupakan hasil foto kamera terhadap layar komputer pada saat pelaksanaan UNBK.
UN tingkat SMA/MA diikuti sebanyak 2.019.680 siswa yang mengujikan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan satu mata pelajaran jurusan. Sementara untuk SMK diikuti 1.524.104 siswa dan mengujikan empat mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia, Matematika , Bahasa Inggris, dan Teori Kejuruan. (L/R10/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru