Jakarta, MINA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Ma’arif Institute akan melakukan deteksi radikalisme di sekolah melalui program penguatan peran pengawasan internal sekolah.
Pengawasan internal sekolah diharapkan dapat memastikan proses Pengajaran di sekolah lancar, menyenangkan dan jauh dari anasir-anasir radikal dan anti-kebhinekaan. Termasuk di dalamnya adalah mengawasi kinerja kepala sekolah, guru dan tenaga pendidikan.
“Tadi saya minta dirumuskan oleh badan akreditasi sekolah dan madrasah. Selama ini memang ga ada (pengawas yang mendeteksi radikalisme di sekolah), sangat positif mistik yang diukur oleh badan akreditasi maupun inspektorat Kemendikbud,” kata Mendikbud usai memberikan arahan dalam Seminar dengan Tema “Pendidikan Karakter untuk Penguatan Ideologi Pancasila dan Peluncuran Buku Pengayaan Pengawas Sekolah” di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Rabu (9/10).
Ia menambahkan, karena itu tanggung jawab inspektorat Kemendikbud juga untuk merumuskan aspek-aspek yang bersifat soft kurikulum berkaitan dengan pembentukan karakter, pembentukan sikap ideologi siswa agar dapat mengukur, setidaknya wilayah yang terindikasi radikal.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Nanti harus bisa diukur, paling tidak bisa ketahuan di mana wilayah-wilayah yang rawan pengaruh berbahaya (radikalisme) itu,” tambahnya.
Penguatan peran pengawas internal sekolah ini, diwujudkan dalam pelatihan intensif untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan praktik-metode pengawasan serta pencegahan dari infiltrasi paham radikalisme. Program ini bertujuan untuk membentengi sekolah dari ancaman virus intoleransi dan anti-kebhinekaan.
“Makanya nanti ini bisa dijadikan buku pegangan pengawas. Pengawas nanti bisa dijadikan dasar untuk memberi arahan kepada kepala sekolah dan guru,” tambahnya.
Sementara itu, Inspektur Jenderal Kemendikbud Prof. Muchlis R. Luddin mengatakan, melalui program pengawas internal sekolah dipicu untuk dapat mengenali, mendeteksi, mengawasi, dan berperan aktif dalam mencegah penetrasi intoleransi dan radikalisme di sekolah. Tak hanya itu, program ini juga melahirkan buku pendamping untuk para pengawas internal sekolah.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Di samping itu, Pendiri Ma’arif Institute, Ahmad Syafii Maarif mengatakan, pendidikan karakter memainkan peran sentral dalam penguatan Pancasila sejak dini. (L/R10/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September