Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemendikbudristek: Baru 39 Persen PAUD Melaksanakan PTM Terbatas

Hasanatun Aliyah - Sabtu, 30 Oktober 2021 - 14:19 WIB

Sabtu, 30 Oktober 2021 - 14:19 WIB

3 Views

Jakarta, MINA – Dirjen. Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbud Ristek, Jumeri, mengatakan, b+erdasarkan hasil survei pada September lalu, hanya 39 persen satuan PAUD melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

“Dari hasil survei Kementerian pada bulan September, ada 61 persen satuan PAUD kita yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh dan hanya 39 persen satuan PAUD yang sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas,” jelasnya saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja (Raker) Bunda PAUD Tingkat Nasional secara virtual, Sabtu (30/10).

Menurutnya, hal tersebut disebabkan pandemi Covid-19 yang masih melanda selama dua tahun terakhir di seluruh negara, termasuk Indonesia sehingga kegiatan bermain, belajar, tidak dapat dilakukan secara normal.

“Pendidikan anak usia dini sebagaimana juga di jenjang-jenjang pendidikan yang lain, menghadapi tantangan besar semasa pandemi Covid-19 ini. Di satuan PAUD dan tidak mudah untuk orang tua membimbing anak-anak agar sirkulasi keterampilan dasarnya dapat berlangsung secara berkesinambungan.” ujarnya.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Lebih lanjut ia mengatakan, hal ini sejalan dengan prinsip Tri Sentra yang dicetuskan oleh Bapak Pendidikan yaitu Ki Hajar Dewantara yaitu, satuan pendidikan di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

“Dalam penyelenggaraan pendidikan satuan PAUD selalu didorong untuk bermitra dengan orang tua dan masyarakat. Tentu saja satuan PAUD tidak dapat bergerak sendiri, pemerintah pusat, pemerintah daerah, bunda Paud dan kelompok kerja lainnya, organisasi mitra, dunia kerja dan anggota ekosistem yang lain perlu juga bermitra untuk memastikan terwujudnya PAUD berkualitas,” harapnya.

Kemitraan yang sistemik dan berkelanjutan antar pihak dalam ekosistem PAUD dimulai dari tataran unit terkecil dengan penerima manfaat langsung yaitu, antara orang tua atau keluarga, guru satuan PAUD yang disebut sebagai rajutan pertama.

Ia menjelaskan, Raker Bunda PAUD Tingkat Nasional ini merupakan perwujudan dari skema kemitraan yang sistemik, praktek baik yang dilakukan oleh mitra kerja PAUD anak dipresentasikan, didiskusikan dan dipertukarkan sehingga dapat banyak praktek baik yang bisa diimplementasikan di satuan PAUD, maupun orang tua di masing-masing daerah.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

“Pentingnya kemitraan dan kesepakatan untuk bergerak bersama bagi pemulihan pembelajaran dan menuju PAUD berkualitas menjadi penekanan pada rapat kerja ini,” tambahnya.

Di samping itu, Penasihat Darma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek, Franka Makarim mengatakan, pandemi menyebabkan dampak luar biasa terhadap pendidikan anak yaitu, mempengaruhi proses tumbuh kembang anak dan hilangnya minat belajar yang disebut learning lost terutama di jenjang PAUD.

“Jelas akan berdampak pada masa depan mereka jika anak-anak kita kehilangan minat belajar di usia muda, mereka kesulitan melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya,” ujarnya.

“Saat ini PTM terbatas merupakan cara terbaik untuk mengejar ketinggalan dan menanggulangi resiko learning lost. Sayayakin jika terus disiplin menjaga kesehatan anak-anak kita mereka akan dapat bersekolah dengan aman nyaman dan optimal,” tambahnya. (L/R5/P1)

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK