Jakarta, MINA – Sekretaris Jendral Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Haris Munandar mengatakan, rata-rata pertumbuhan industri berada pada kisaran 5-6 persen per tahun. Dengan kisaran itu, dibutuhkan lebih dari 500-600 ribu tenaga kerja baru tiap tahun.
Haris menegaskan, kebutuhan akan tenaga kerja baru pada tiap tahun yang tergolong tinggi itu sejalan dengan arahan Presiden Jokowi yang menginstruksikan pemerataan industri tersebar ke seluruh wilayah Indonesia.
“Sebagai tindak lanjut, Kemenperin siap memfasilitasi pengembangan kawasan industri di luar pulau Jawa,” ujar Haris saat Forum Merdeka Barat (FMB) 9, di Auditorium Roeslan Abdulghani, Gedung Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), di Jakarta, Ahad (20/8).
Merujuk data BPS, total tenaga kerja berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada tahun 2016 lebih dari 120 juta orang, di mana yang bekerja di sektor industri sebanyak 15,9 juta orang. Pada tahun 2017, jumlah tenaga kerja sektor industri diproyeksikan mencapai 16,3 juta orang.
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan
Untuk mencapai sasaran dalam menciptakan SDM industri yang kompeten, kata Haris, terdapat empat program strategis yang sedang dijalankan Kemenperin, yakni melalui pembinaan dan pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang link and match dengan industri.
“Pelaksanaan Diklat 3in1 (pelatihan-sertifikasi-penempatan kerja), pemagangan industri, serta sertifikasi kompetensi. Kegiatan-kegiatan tersebut sejalan dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri,” katanya.
Haris memastikan, unit-unit pendidikan di lingkungan Kemenperin selama ini telah menerapkan sistem pembelajaran yang berbasis kompetensi. Menurut Haris, para lulusannya hampir semua terserap di dunia kerja.
Saat ini, Kemenperin memiliki sembilan SMK, antara lain di Banda Aceh dengan spesialisasi pengolahan produk berbasis kelapa sawit, Bandar Lampung spesialisasi pengolahan karet dan singkong, Yogyakarta spesialisasi proses produksi minyak atsiri, Pontianak spesialisasi teknik mesin dan kimia, serta Makassar spesialisasi pengolahan kakao.
Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama
Kemudian, terdapat sembilan Politeknik dan satu Akademi Komunitas dengan beragam spesialisasi pendidikan, di antaranya berbasis teknologi industri pangan, komponen kendaraan, kimia, produk kulit, tekstil, dan pengolahan logam.
Di Politeknik STTT Bandung akan dibuka program S2 untuk tekstil. Tahun ini akan dibangun Politeknik khusus furnitur di Kendal, Jawa tengah dan Akademi Komunitas Industri Logam di Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Lebih lanjut, Kemenperin melaksanakan program Diklat 3in1 (pelatihan-sertifikasi-penempatan kerja) di seluruh Balai Diklatnya. Periode tahun 2014-2016, jumlah lulusannya sebanyak 37.334 orang. Pada 2017, ditargetkan sebanyak 22 ribu tenaga kerja kompeten dapat disediakan melalui program diklat dengan sistem 3in1 tersebut. (L/R06/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Industri Farmasi Didorong Daftar Sertifikasi Halal