Jakarta, MINA – Kementerian Pertanian akan meresmikan enam Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) pada 18 September 2018 mendatang. Polbangtan ini merupakan transformasi dari Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP).
Dengan adanya Polbangtan ini, yang semula ada tiga program studi kini menjadi tiga belas program studi yang akan ditawarkan, yakni program studi penyuluhan pertanian berkelanjutan, penyuluhan perkebunan presisi, dan teknologi produksi tanaman perkebunan.
Lalu ada penyuluhan peternakan dan kesejahteraan hewan, agribisnis hortikultura, kesehatan hewan, mekanisasi pertanian, teknologi benih, teknologi pakan ternak, produksi ternak, agribisnis peternakan, budidaya hortikultura, dan budidaya ternak.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Momon Rusmono mengatakan, Polbangtan ini merupakan transformasi dari Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) sebagai salah satu rencana aksi mewujudkan regenarasi pertanian.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Tadinya hanya ada penyuluhan pertanian, penyuluhan peternakan dan penyuluhan perkebunan. Tapi sekarang ada terapan lain,” katanya dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Pertanian, Senin (10/9), demikian laporan infoPublik.
Sesuai Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi bahwa penyelenggara pendidikan vokasi harus berorientasi atau mengubah kelembagaannya yang semua sekolah tinggi menjadi Politeknik.
Dengan begitu lanjutnya, terjadi perubahan dari tujuan untuk memenuhi kompetensi penyuluh menjadi penumbuhan wirausaha muda di sektor pertanian. “Jadi lebih berorientasi pada job creator,” ujarnya.
Momon berharap, adanya transformasi ini tak hanya menciptakan penyuluh pertanian yang kompeten, tetapi juga menyiapkan pengusaha muda pertanian dan bisa menjadi pencipta lapangan kerja.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Metode pembelajaran yang ditawarkan pun menggunakan penerapan teaching factory dimana 30 persen merupakan teori dan 70 persen adalah praktik.
Menurut Momon, model pembelajaran ini bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan kewirausahawan peserta didik yang dibutuhkan pasar juga konsumen.
Dia mengakui, peminat Polbangtan cukup luar biasa sebanyak 20 ribu pendaftar. dari angka tersebut, sebanyak 12 ribu calon mahasiswa yang mengikuti tes administrasi dan sebanyak 1.300 orang yang diterima secara nasional sebagai mahasiswa baru.
“Dalam empat hingga lima tahun ke depan, Monon menargetkan penerima mahasiswa baru sebanyak 3.500 mahasiswa,” katanya.
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Ia menjelaskan, Polbangtan memiliki perbedaan dengan perguruan tinggi pertanian lainnya. Kampus lain berorientasi akademis sementara Polbangtan berorientasi pada pendidikan vokasi berorientasi kompetensi. “Jadi dari keakademisannya dikurangi, justru dari praktiknya diperbanyak,” ujarnya.
Kementan menargetkan 10 Polbangtan, satu politeknik merupakan kerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertaian (Balitbangtan) yang khusus mengangkat program studi mekanisasi.
“Kita akan kembangkan Politeknik Enjineering Pertanian Indonesia (PEPI) di Serpong sebagai satu satuan dengan Balai Besar Mekanisme Pertanian,” kata dia.
PEPI bertaraf internasional, sehingga mahasiswa dari luar negeri bisa ikut belajar di tempat tesebut. Program studi pada PEPI ini juga akan menyesuaikan degan perkembangan revolusi industri 4.0.
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis
Momon menambahkan, untuk 2018 ini BPPSDMP telah menganggarkan Rp400 miliar dari APBN untuk pengembangan polbangtan, sedangkan di 2019 anggaran bertambah menjadi Rp600 miliar, ini untuk pembangunan kampus dan peningkatan SDM. (R/R01/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Universitas Lampung Sepakati MoU dengan Chosun University of Korea