Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementan-FAO Buat Model “Pasar BERSAMA” di Jabodetabek

Syauqi S - Senin, 25 Februari 2019 - 23:30 WIB

Senin, 25 Februari 2019 - 23:30 WIB

4 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO) membuat model Pasar BERSAMA (Bersih, Sehat, Aman) di wilayah Jabodetabek. Program ini untuk menjamin kebersihan pasar demi kesehatan dan kenyamanan konsumen.

Pasar yang keadaannya becek, bau dan kotor pastinya sangat mengganggu kenyamanan. Demikian juga dengan pasar yang tidak bersih juga dapat mengganggu kesehatan. Tetapi jangan khawatir, karena kini telah banyak usaha yang dilakukan kita.

Program “Pasar BERSAMA” ini diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Emergency Center for Transboundary Animal Diseases, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO ECTAD) di Indonesia.

Program Pasar Bersama di Jabodetabek telah dilaksanakan selama lima bulan sejak bulan Agustus hingga Desember 2018.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

“Kita berharap pasar Bersama menjadi pasar yang sehat dan bebas Penyakit Avian Influenza,” ungkap Kepala Subdirektorat Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan (P3H) Kementerian Pertanian, drh. Arif Wicaksono sebagaimana keterangan persnya, Senin (25/2).

Pilot Project Pasar dan Rumah Potong Unggas (RPU) Binaan Kementan dan FAO ECTAD dilakukan di tiga lokasi pasar dan dua rumah potong hewan dan unggas (RPHU). Untuk Pasar BERSAMA terdapat dua pasar yang hanya menjual karkas dan satu pasar selain menjual karkas juga unggas hidup, serta dua RPHU yaitu RPHU Rorotan RPHU PD. Risma Jaya Kabupaten Tangerang.

Dalam pertemuan evaluasi kegiatan percontohan intervensi biosekuriti di rantai pasar unggas di wilayah Jabodetabek pada Kamis 21 Februari 2019, Arif menyampaikan lebih lanjut, lalu lintas unggas yang sangat tinggi di wilayah Jabodetabek menimbulkan risiko penularan penyakit, salah satunya penyakit avian influenza (AI) atau yang lebih dikenal dengan nama flu burung.

Untuk memutus rantai penyebaran virus AI pada rantai pasar unggas maka dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan dari pelaku usaha dalam hal ini bagaimana mereka melakukan pembersihan dan desinfeksi di pasar.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

“Kita berharap program pasar BERSAMA ini menjadi model untuk pasar lain di Indonesia,” ujarnya. Ia menjelaskan, pemerintah melalui Kementerian Pertanian mendukung program yang membawa dampak positif bagi pencegahan penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia ini.

Kegiatan pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari Kemenkes, Kemendag, Dinas yang membidangi fungsi Peternakan, Dinas Kesehatan, pengelola pasar dan pengelola RPHU se-Jabodetabek.

Pada pertemuan tersebut dibahas mengenai capaian dan tantangan dari program pembinaan percontohan pada Pasar Cariu di Kabupaten Bogor, Pasar Kemis di Kabupaten Tangerang, Pasar Senen di Jakarta Pusat, RPHU Risma Jaya di Kabupaten Tangerang  dan RPHU Rorotan di Jakarta Utara. 

Pelaku usaha di pasar dan RPU Binaan diberikan pelatihan dan bantuan alat untuk melakukan pembersihan rutin sesuai standar kesehatan, serta penggunaan disinfektan yang tepat.

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Pasar dan RPHU juga dibina untuk menerapkan biosekuriti di pasar yaitu upaya-upaya pencegahan terhadap infeksi kuman penyakit yang berasal dari produk dan lingkungan di pasar yang sudah tercemar. Sebagai tindak lanjut, Program ini mendapat sambutan yang sangat baik dari pedagang, petugas dan masyarakat selaku konsumen.

“Kita berharap standar ini dapat diadopsi oleh pemerintah-pemerintah daerah dan diterapkan di pasar-pasar seluruh Indonesia,” imbuh Arif.

Luuk Schoonman, Chief Technical Advisor FAO ECTAD Indonesia mengapresiasi keterlibatan lintas kementerian dan pihak swasta dalam mewujudkan kesehatan dan kebersihan pasar.

“Menjaga kebersihan dan kesehatan di pasar adalah tanggung jawab semua pihak. Masyarakat kita memperoleh bahan pangan dari pasar. Jika pasar telah memenuhi standar kebersihan dan kesehatan, maka masyarakat juga akan terhindar dari beragam risiko penyakit berbahaya, khususnya penyakit yang menular dari hewan kepada manusia,” kata Schoonman.

Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng

Saat ini, Kementerian Kesehatan juga aktif mempromosikan Pasar Sehat, sementara Kementerian Perdagangan berusaha mewujudkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Pasar Rakyat.

Ia berharap seluruh Kementerian dan Lembaga terkait dapat bersinergi untuk mewujudkan pangan yang aman bagi masyarakat. (R/R11/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Arus Baru Ketahanan Ekonomi Nasional

Rekomendasi untuk Anda

Ekonomi