Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Palestina Minta Indonesia Bangun Seribu Rumah untuk Warga Gaza

Admin - Selasa, 9 Februari 2016 - 05:01 WIB

Selasa, 9 Februari 2016 - 05:01 WIB

819 Views ㅤ

Naji Sarhan, wakil menteri perumahan dan urusan tenaga kerja Palestina. (foto:Mirajnews.com)
Naji Sarhan, wakil menteri perumahan dan urusan tenaga kerja Palestina. (foto:Mirajnews.com)

Naji Sarhan, Wakil Menteri Perumahan dan Urusan Tenaga Kerja Palestina.(Foto:Mirajnews.com)

Jalur Gaza, 29 Rabi’ul Akhir 1437/8 Februari 2016 (MINA) – Kementerian Perumahan dan Urusan Tenaga Kerja Palestina meminta Pemerintah Indonesia bersedia membangun sedikitnya seribu unit rumah untuk warga Gaza yang rumahnya hancur akibat agresi militer Zionis Israel terakhir.

Permintaan tersebut disampaikan Naji Sarhan, Wakil Menteri Perumahan dan Tenaga Kerja Palestina di Jalur Gaza, saat diwawancarai Koresponden Kantor Berita Islam Mir’aj (Mi’raj Islamic News Agency – MINA) di kantor kementriannya di komplek perkantoran Magusi Kota Gaza, Ahad (7/2).

“Kami berharap negara-negara Islam yang besar seperti Indonesia dan Turki berkenan membantu kami dengan masing-masing membangun seribu unit rumah untuk warga Gaza yang kehilangan rumahnya dalam agresi milter Zionis Israel terakhir atas Gaza,” kata Naji.

Mengenai bantuan apa yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza saat ini, sang wakil mengatakan, mayoritas warga Gaza hidup di bawah garis kemiskinan, maka mereka membutuhkan berbagai jenis bantuan.

Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat

Namun, selain bantuan logistik dan pakaian, hal yang paling dibutuhkan oleh warga Gaza saat ini adalah bantuan negara-negara dunia internasional dalam menyukseskan proyek rekontruksi Gaza.

Pemerintah Palestina khususnya di Jalur Gaza, saat ini memang sedang serius mengupayakan penyelesaian proyek rekontruksi Gaza yang hingga saat ini baru memasuki tahap awal proyek jangka panjang tersebut.

Insinyur sipil yang menyelesaikan pendidikan masternya di Universitas Oklahoma Amerika Serikat tersebut mengungkapkan, program Rekontruksi Gaza yang sejatinya telah dimulai sejak tahun 2014 silam, hingga saat ini baru terlaksana sekitar 12 persen saja.

Ketika ditanya kendala utama yang dihadapi dalam menyelesaikan program rekontruksi Gaza, Naji menjawab, sedikitnya ada dua kendala utama, pertama, dana rekontruksi yang masuk baru mencapai 75 juta Dolar AS dari total 5 miliar Dolar AS. Kedua, sulitnya memasukkan bahan-bahan material bangunan ke Gaza yang disebabkan blokade Gaza oleh Otoritas Zionis Israel yang sudah berlangsung sejak 10 tahun terakhir.

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

Mengenai Nasib para warga Gaza yang kehilangan rumahnya selama agresi militer, Naji menjelaskan, hingga saat ini para korban masih menderita karena sulit mendapatkan tempat tinggal yang layak.

“Sebagian dari mereka membangun tenda di reruntuhan rumah mereka, sebagian lain mengontrak, dan mayoritas tinggal di dalam kontainer-kontainer hasil sumbangan pihak asing,” imbuhnya.

Pada musim panas 2014 lalu, Zionis Israel membombardir seluruh wilayah Jalur Gaza dalam agresi militer yang berlangsung selama 51 hari dan menghancurkan 11 ribu rumah secara total, 6.800 lainnya rusak parah, serta 145 ribu rumah rusak ringan dan sedang.(L/K02/Reza/R05)

 

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina
Indonesia
Palestina
Internasional