Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), sebuah lembaga kemanusian yang sudah malang melintang memberikan pertolongan medis kegawatdaruratan ke berbagai negara, kini mencapai usia yang ke-16. Kiprahnya dalam misi kemanusian selama ini sudah memberikan dampak yang cukup banyak baik di dalam negeri maupun luar negeri, serta semakin dikenal oleh masyarakat luas.
Di usianya yang ke-16 ini, MER-C akan mengadakan silaturahmi dan konsolidasi relawan MER-C baik cabang maupun pusat yang akan berlangsung pada 14-16 Agustus 2015.
Selama kiprahnya, MER-C sudah mengirimkan lebih dari 124 misi kemanusiaan ke berbagai daerah di tanah air dan luar negeri, termasuk 2 misi ke Afghanistan, 1 misi ke Irak, 1 misi ke Iran (di bawah naungan Departemen Kesehatan RI), 1 misi ke Thailand, 2 misi ke Kashmir Pakistan, 1 misi ke Libanon Selatan, 1 misi ke Sudan, 1 misi ke Somalia, 2 misi ke (Rohingya) Myanmar, 1 misi ke Nepal, 2 misi ke Palestina (pada saat agresi militer Israel ke Jalur Gaza) dan 5 misi ke Palestina yang berkaitan dengan pembangunan RS Indonesia.
MER-C yang semula hanya berbasis di Jakarta, kini sudah mulai merambah ke berbagai daerah. Hal ini tandai dengan adanya cabang dan perwakilan MER-C dengan 6 cabang tersebar di dalam negeri, 1 cabang berada di Jerman dan 1 cabang berada di Gaza, Palestina. Seiring dengan pertumbuhan cabang-cabang lainnya, semoga kualitas dalam membantu ummat dapat lebih ditingkatkan.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Berikut beberapa pencapaian MER-C selama 2015 saja:
- Menyerahkan Rumah Sakit Indonesia ke Rakyat Palestina
MER-C menyerahkan Rumah Sakit Indonesia (RSI) yang dibangun sejak 2010 lalu di Bayt Lahiya, Gaza Utara, kepada warga Palestina.
“Alhamdulillah, pada hari ini kita semua berkumpul di sini atas izin Allah untuk mengadakan acara soft launching Rumah Sakit Indonesia, itu berarti kami akan menyerahkan Rumah Sakit Indonesia ini beserta isinya kepada rakyat Palestina melalui Departemen Kesehatannya,” kata Nur Ikhwan Abadi, relawan sekaligus perwakilan MER-C dalam acara Soft Launching Serah Terima Rumah Sakit Indonesia di Palestina pada Senin 15 Juni 2015, waktu Gaza, Palestina.
Nur Ikhwan mengungkapkan bahwa RS Indonesia adalah bentuk cinta Muslim Indonesia terhadap warga Palestina.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
“Rumah Sakit ini adalah hadiah dari Indonesia untuk orang orang Palestina. Rumah Sakit ini adalah simbol cinta dari Muslim Indonesia untuk orang Palestina. Rumah Sakit ini adalah simbol ukhuwah antara Muslimin di Indonesia dengan Palestina,” tegasnya.
Menurut Manajer Operasional MER-C, Rima Manzanaris mengatakan, saat ini alat kesehatan di RS Indonesia sudah mencapai 90 persen lebih , tinggal bebebrapa alat yang belum tiba, karena perizinan masuk ke Gaza yang cukup sulit, seperti alat-alat lab, bank darah, dan loundry rumah sakit.
“Mudah mudahan Grand Opening akan terlaksana dalam waktu dekat ini, masalahnya mengenai perizinan bagi delegasi ataupun tim yang akan datang dari Indonesia ke Gaza,” katanya.
- Pembangunan Rumah Sakit di Galela
Pembangunan Rumah sakit di Galela, Halmahera Utara, kini bangunan fisiknya sudah mencapai 100 persen. Saat ini sudah mulai beroperasi, tinggal melengkapi alat-alat kesehatan yang belum ada.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Galela adalah wilayah yang mempunyai sejarah kelam akibat konflik yang terjadi beberapa tahun silam. Hal ini membuat MER-C memilih Galela sebagai salah satu wilayah penyelenggaraan Program klinik Sosial. Program klinik di Galela mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat, bahkan warga setempat mewakafkan sebidang tanah tepatnya di Desa Towara dan berharap MER-C dapat memfasilitasi pembangunan sebuah Rumah Sakit di wilayah mereka.
- Program Medis dan Kemanusiaan MER-C untuk Rohingya – Myanmar
MER-C kembali mengirimkan tim relawannya ke myanmar untuk kedua kalinya pada 16 februari 2015, tim berangggotakan 7 relawan medis. Sebelumnya, pada september 2012, MER-C mengirimkan 5 relawan.
Tidak hanya menjalankan program pelayanan medis untuk para pengungsi, pemberian obat-obatan, dan pemberian bantuan alat kesehatan, MER-C juga akan membuat program bantuan jangka panjang di wilayah ini. Salah satu program yang telah dicanangkan dan akan dintindaklanjuti oleh Tim ke-2 MER-C adalah rencana pembangunan Indonesia Health Center.
Hal ini berdasakan hasil assessment tim pertama bahwa fasilitas di kamp pengungsian masih sangat minim, khususnya fasilitas kesehatan bagi para pengungsi. Program bantuan yang bersifat jangka panjang seperti Indonesia Health Center diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang dan menjadi simbol persahabatan Indonesia dan Myanmar, serta mempererat hubungan baik rakyat kedua negara.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
- Mer-C Berangkatkan Tim Medis Ke Nepal
MER-C bekerja sama dengan Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri) berhasil memberangkatkan tim medis tahap pertamanya untuk bantuan bencana di Nepal pada 4 April 2015 lalu.
Agenda tim tersebut meliputi persiapan pra bantuan medis, mobile klinik dan tidak menutup kemungkinan melakukan evakuasi korban.
Tim pertama terdiri atas sepuluh personel, yaitu Soleh Sudrajat (Ketua tim), dr. Ratih Citrasari, Adriansyah Purwasunu, Asep Rahmat, Dadang Muhammad Rizal, dr. Hadiki Habib, Sp. PD, Rita Tambunan, Islamiah Samaun dan Widi Kusnadi (dokumentasi dan media).
- Program “Satu Untuk Papua”
Misi amal MER-C pun melaksanakan programnya hingga ke Papua, MER-C memberangkatkan Tim Konstruksi ke Tolikara, Papua. Tim terdiri dari tiga orang relawan yang diketuai oleh Ir. Nur ikhwan Abadi, relawan yang pernah memimpin dan terlibat aktif dalam proses pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza, Palestina. Pengiriman tim ini adalah langkah awal dari program “Satu untuk Papua” yang dicanangkan oleh MER-C, pasca insiden yang terjadi di Tolikara, Papua.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Dengan pengalaman membangun sarana kesehatan di Aceh, Yogyakarta, Galela (Maluku Utara) dan Jalur Gaza, Palestina serta membangun sarana pendidikan di Padang Pariaman (Sumatera Barat), maka melalui program “Satu untuk Papua”, MER-C pun menetapkan program rehabilitasi jangka panjang untuk wilayah ini. Pengiriman tim relawan ke Tolikara yang merupakan Tim Advance bertujuan untuk melakukan assessment dan evaluasi kebutuhan sarana yang diperlukan warga setempat.
Kiprah MER-C di Papua sendiri sudah dimulai sejak 9 tahun silam, tepatnya Februari 2006 melalui program Klinik Sosial yang berada di Timika (Papua) dan Sorong (Papua Barat). Program Klinik Sosial di Timika dan Sorong masih terus berjalan hingga saat ini melalui pelayanan kesehatan di klinik dan pelayanan secara mobile clinic untuk menjangkau desa-desa dan wilayah-wilayah yang jauh dari lokasi klinik.(P008/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang