﷽
Oleh: Ansaf Muarif Gunawan, Wartawan Kantor Berita MINA
Bulan Ramadhan menyimpan banyak keistimewaan di dalamnya. Rahmat, ampunan, dan pahala yang melimpah, sehingga menjadikan umat Muslim di seluruh dunia berlomba-lomba mengerjakan amal sholeh.
فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٲتِۚ
Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi
“Maka berlomba-lombalah kamu [dalam berbuat] kebaikan.”
Ayat di atas menjelaskan bahwa bagi setiap Muslim diwajibkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan terlebi ini di bulan Ramadhan yang sudah memasuki pada 10 akhir Ramadhan.
Bulan ramadhan adalah sebagai momentum untuk kita mengumpulkan amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Karena dalam Ramadhan Allah limpahkan seluas-luasnya ladang amal buat hambanya. Dalam Ramadhan, Allah lipat gandakan ibadah dan kebaikan yang kita lakukan.
Pada bulan Ramadan, nilai kebaikan dari setiap aktivitas yang bernilai ibadah menjadi lebih tinggi dari bulan-bulan lain. Bahkan, amal kebaikan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.
Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan
“Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan, barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadan.” (HR. Bukhari dan Muslim).”
Sehubungan dengan hal tersebut, maka seluruh umat Islam diperintahkan untuk meningkatkan amal ibadahnya di bulan suci Ramadhan, baik itu wajib maupun sunnah. Dengan memperbanyak amal soleh, serta menjauhkan segala bentuk kemaksiatan.
Salah satu keistimewaan dari bulan Ramadhan yaitu dengan adanya Lailatul Qadr.
Mengutip pendapat dari mufassir Indonesia, Prof Quraish Shihab, dalam kitabnya yaitu Tafsir al-Misbah disebutkan bahwa Lailatul Qadr adalah malam ketika Allah menurunkan Al-quran.
Baca Juga: Enam Cara Mudah Bantu Palestina
Mayoritas ulama berpendapat bahwa setiap tahun terjadi Lailatul Qadr. Malam tersebut menjadi mulia bukan saja karena waktu diturunkannya Alquran, akan tetapi malam itu sendiri memiliki kemulian, yang kemudian kemuliaannya bertambah dengan turunya Alquran.
Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman Q.S. Al-Qodr [97]: 1-5.
إِنَّآ أَنزَلۡنَـٰهُ فِى لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ (١) وَمَآ أَدۡرَٮٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ (٢) لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٌ۬ مِّنۡ أَلۡفِ شَہۡرٍ۬ (٣) تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيہَا بِإِذۡنِ رَبِّہِم مِّن كُلِّ أَمۡرٍ۬ (٤) سَلَـٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ (٥)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya [Al Qur’an] pada malam kemuliaan [1]. (1) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (3) Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (4) Malam itu [penuh] kesejahteraan sampai terbit fajar. (5).”
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?
Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Hasan bin Ali bahwa lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan. Turunnya surat tersebut karena perbuatan buruk Bani Umayyah kepada Ali bin Abu Thalib selama seribu bulan. Namun, pendapat ini tertolak. Sebab surat ini turun jauh sebelum terjadinya perselisihan Ali dan Muawiyah. Dan masa daulah Bani Umayyah berlangsung 92 tahun, bukan seribu bulan (83 tahun).
Sementara menurut, Ibnu Abi Hatim dan Al-Wahidi meriwayatkan dari Mujahid bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah menyebutkan seorang laki-laki dari Bani Israil berjihad di jalan Allah selama seribu bulan. Kaum muslimin takjub dengan itu, lalu Allah menurunkan Surat Al Qadr. Bahwa lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan jihadnya Bani Israil.
Dan ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa keutamaan tersebut bersifat umum, siapa saja kaum muslimin yang beramal di malam tersebut maka insya Allah ia akan mendapatkan keutamaannya, tidak khusus orang-orang tertentu saja. Sama saja apakah ia menyadari malam itu lailatul qodr atau tidak.
Surat Al-Qodr adalah satu surat penuh yang berbicara tentang kemuliaan lailatul qadr. Diantara kemuliaannya:
Baca Juga: Suriah dan Corak Bendera yang Berganti
1. Malam yang Penuh Berkah
Lailatul qodr adalah malam yang penuh dengan kebaikan yang melimpah, ketenangan dan keselamatan, malam yang dimuliakan dengan turunnya Al-Qur’an, sebagaimana pada ayat yang lain Allah ta’ala berfirman.
اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ فِىۡ لَيۡلَةٍ مُّبٰـرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنۡذِرِيۡنَ ٣ فِيۡهَا يُفۡرَقُ كُلُّ اَمۡرٍ حَكِيۡمٍۙ ٤
“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” [Ad-Dukhan: 3-4]
Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman
2. Nilai Amal Shalih Dilipatgandakan Menjadi Lebih Baik dari Amalan 1000 Bulan
Amal shalih pada malam itu lebih baik dari amal shalih yang dilakukan selama 1000 bulan (83 tahun 4 bulan) tanpa lailatul qodr, padahal jika seseorang hidup selama itu belum tentu dia memiliki amalan senilai itu apalagi lebih besar.
Asy-Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah berkata,
فَالْعَمَلُ الَّذِي يَقَعُ فِيهَا، خَيْرٌ مِنْ الْعَمَلِ فِي أَلْفِ شَهْرٍ خَالِيَةٌ مِنْهَا
Baca Juga: Hari HAM Sedunia: Momentum Perjuangan Palestina
“Amalan yang dilakukan ketika lailatul qadr lebih baik dari amalan selama seribu bulan tanpa lailatul qadr.” [Tafsir As- Si’di, hal. 931]
Dalam hadis. Rasulullah bersabda:
إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ
“Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) telah datang kepada kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.” (H.R. Ibnu Majah)
Baca Juga: Literasi tentang Palestina Muncul dari UIN Jakarta
3. Banyaknya Malaikat yang Turun bersama dengan Berkah dan Rahmat Allah ‘Azza wa Jalla
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْمَلَائِكَةَ تِلْكَ اللَّيْلَةَ فِي الْأَرْضِ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ الْحَصَى
“Sesungguhnya malaikat di malam tersebut di muka bumi lebih banyak dari jumlah batu-batu kerikil.” (H.R. Ahmad)
Baca Juga: Perang Mu’tah dan Awal Masuknya Islam ke Suriah
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
يُكْثُرُ تَنَزُّلُ الْمَلَائِكَةِ فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ لِكَثْرَةِ بَرَكَتِهَا، وَالْمَلَائِكَةُ يَتَنَزَّلُونَ مَعَ تَنَزُّلِ الْبَرَكَةِ وَالرَّحْمَةِ
“Banyaknya malaikat yang turun di malam tersebut karena keberkahannya yang melimpah, dan malaikat turun bersama dengan turunnya berkah dan rahmat.” [Tafsir Ibnu Katsir, 8/444]
4. Malam Penentuan Takdir Tahunan
Baca Juga: Selamatkan Palestina, Sebuah Panggilan Kemanusiaan
Al-Imam Qotadah rahimahullah berkata,
يُقْضَى فِيهَا مَا يَكُونُ فِي السَّنَةِ إِلَى مِثْلِهَا
“Ditetapkan pada malam itu apa yang akan terjadi selama satu tahun sampai tahun berikutnya.” [Tafsir Ath-Thobari, 24/534]
5. Malaikat Mendoakan Orang yang Beribadah
Para malaikat mengucapkan salam (mendoakan keselamatan) untuk orang-orang yang beribadah di malam tersebut.
Al-Imam Asy-Sya’bi rahimahullah berkata:
تَسْلِيمُ الْمَلَائِكَةِ لَيْلَةَ الْقَدْرِ عَلَى أَهْلِ الْمَسَاجِدِ، حَتّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
“Malaikat mendoakan keselamatan ketika lailatul qodr untuk orang-orang yang beribadah sampai terbit fajar.” [Tafsir Ibnu Katsir, 8/444].
Itulah beberapa kemulian Lailatul Qodar , semoga kita diberikan kesempatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala betemu, sehingga kita diampuni segala dosa-dosa kita. Amiin.
Wallahu Alam Bissoab
(A/R8/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)