Jakarta, 17 Syawal 1437/22 Juli 2016 (MINA) – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyebutkan Indonesia menjadi tujuan investasi utama Tiongkok.
Franky mengatakan, upaya pemerintah Indonesia untuk memperbaiki dan membangun iklim investasi yang lebih baik mendapatkan respons positif dari kalangan investor provinsi Guangdong, Tiongkok.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menyampaikan bahwa China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT) Guangdong merupakan lembaga yg memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu memfasilitasi para pengusaha Guangdong melakukan perluasan investasinya ke luar negeri.
“Semua informasi dari CCPIT terkait iklim investasi suatu negara dijadikan pegangan oleh para investor untuk melakukan perluasan investasinya ke luar negeri. Jadi pertemuan dengan CCPIT sangat penting karena lembaga ini dapat mempengaruhi keputusan investor untuk investasi ke luar negeri,” kata Franky dalam keterangan resmi kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jum’at (22/7).
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Dalam pertemuan dengan Kepala BKPM, Presiden CCPIT Chen Qiuyan juga menyampaikan rencananya untuk membentuk Chambers of Commerce Guangdong-Indonesia untuk membantu para pengusaha Guangdong yang sudah ada di Indonesia maupun yang akan masuk ke Indonesia.
“Mereka menargetkan bahwa dalam waktu 3 bulan mendatang Chambers of Commerce ini sudah dapat terbentuk dan akan berkantor di Jakarta,” kata Franky.
Franky menyebutkan, saat ini sudah cukup banyak investor dari Provinsi Guangdong yang berinvestasi di Indonesia. “Presiden CCPIT menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat potensial dan kondusif dan merupakan negara yang sangat penting dalam kerjasama one road one belt (OBOR),” lanjutnya.
“Dalam paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah, berbagai perbaikan di bidang investasi sudah dikeluarkan. Seperti formula kenaikan upah, insentif fiskal bagi industri padat karya, serta perbaikan indikator kemudaha berusaha,”jelas Franky.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Business forum tersebut terselenggara atas kerjasama BKPM, KJRI Guangzhou, dan CCPIT Provinsi Guangdong. Dalam sambutannya Konsul Jenderal RI di Guangzhou Ratu Silvy Gayatri menyampaikan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi di Indonesia mengingat pemerintah Indonesia saat ini telah banyak melakukan perbaikan pelayanan penanaman modal disamping Indonesia memiliki potensi investasi yang sangat besar.
Dari data yang dimiliki oleh BKPM untuk periode 2010-2015, tercatat sudah US$ 52,3 miliar komitmen investasi asal Tiongkok terdaftar di BKPM. Untuk periode triwulan pertama tahun 2016, realisasi dari RRT mencapai US$ 464 juta terdiri dari 339 proyek dan menyerap tenaga kerja 10.167 tenaga kerja. Posisi Tiongkok tersebut berada di peringkat keempat setelah Singapura, Jepang dan Hong Kong (RRT). (L/P010/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon