Jakarta, 2 Sya’ban 1437/9 Mei 2016 (MINA) – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani yang melakukan kegiatan lanjutan dari Selandia Baru, Senin (9/5) memaparkan kemudahan layanan investasi ke 100 investor yang berasal dari negeri Kanguru tersebut.
“Berbagai terobosan yang telah dilakukan adalah layanan izin investasi 3 jam, kemudian kemudahan investasi langsung konstruksi (KLIK) yang memangkas waktu yang dibutuhkan oleh investor yang akan melakukan konstruksinya,” kata Franky dalam keterangan resmi kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Franky mengatakan, sebelumnya investor Australia memiliki persepsi bahwa Indonesia adalah negara yang inkonsisten dari sisi regulasi. “Oleh karena itu, penting bagi kami untuk menghadirkan testimoni secara langsung dari perusahaan yang telah memanfaatkan layanan izin investasi tiga jam tersebut,” kata Franky.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, berbagai langkah dilakukan oleh pemerintah untuk memacu laju arus modal dari Australia ke Indonesia. Di antaranya dengan menunjuk Marketing Officer secara khusus yang mengurus dan memfasilitasi investor dari Australia dan Selandia Baru.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Dalam kesempatan tersebut hadir Dubes RI untuk Australia dan Republik Vanuatu Nadjib Riphat Kesoema, Konjen RI di Melbourne Dewi Savitri Wahab, Chief of Financial Officer Telkom Telstra Erik Meijer dan Perwakilan Coca Cola Amatil Indonesia Bruce Waterfield.
Erik Meijer yang sebelumnya sempat menjadi manajemen di Garuda Indonesia mengemukakan kesannya saat mengurus izin 3 jam di Indonesia.
“Kami mengurus izin perluasan dan mendapatkan dokumen yang disyaratkan hanya dalam waktu 2 jam. Padahal sebelumnya kami sudah menghabiskan waktu selama delapan bulan untuk mengurusi izin lainnya dan juga membicarakan urusan administrasi,” ujar Erik.
Testimoni yang disampaikan oleh Meijer dinilai positif karena datang langsung dari pelaku yang telah secara langsung mengalami dan mengurus izin di BKPM. Dukungan Telkom Telstra dan Coca-Cola Amatil Indonesia sebagai existing investor di Indonesia juga memiliki peran strategis bagi upaya pemerintah untuk memasarkan investasi di Australia.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Dari data yang dimiliki oleh BKPM per 27 April 2016, 54 perusahaan menggunakan layanan investasi 3 jam dengan nilai investasi yang difasilitasi mencapai Rp 109 triliun dan menyerap 33.825 tenaga kerja.
Australia sendiri merupakan salah satu negara sumber investasi bagi Indonesia. Dari data BKPM periode tahun 2010-2015 tercatat realisasi investasi US$ 2,1 miliar terdiri dari investasi di sektor pertambangan, kimia dasar dan infrastruktur. Dari komitmen investasi tercatat sebesar US$ 7,7 miliar yang telah didaftarkan ke BKPM terdiri dari sektor industri logam, properti dan sektor peternakan.
Angka realisasi investasi triwulan pertama (periode Januari-Maret) tahun 2016 dari Australia tercatat sebesar US$ 59,98 juta terdiri dari 131 proyek investasi dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 5.070 orang. Secara keseluruhan total investasi yang masuk triwulan perta 2016 tercatat mencapai Rp 146,5 triliun meningkat 17,6% dari periode sebelumnya sebesar Rp 124,6 triliun. (L/P010/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon