Jakarta, MINA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memberikan bantuan dana sebesar Rp. 2,25 miliar untuk operasional penanganan darurat banjir dan longsor di berbagai lokasi Provnisi Bengkulu.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, penyerahan bantuan dana tersebut langsung dilakukan oleh Kepala BNPB Doni Monardo kepada Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
“Kepala BNPB Doni Monardo telah menyerahkan bantuan dana siap pakai sebesar Rp 2,25 milyar kepada Gubernur Bengkulu,” kata Sutopo dalam keterangan tertulis yang diterima MINA, Senin (29/4).
Dana tersebut akan diberikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten/kota sesuai tingkat kerusakan akibat bencana masing-masig daerah.
Baca Juga: Hikmah Kisah Maryam, Usaha Maksimal untuk Al-Aqsa
Menurutnya, Kepala BNPB setiba di Bengkulu langsung mendapat penjelasan dari Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah terkait dampak dan penanganan bencana.
Kepala BNPB juga telah memerintahkan kepada Deputi Penanganan Darurat BNPB dan Deputi Logistik Peralatan BNPB untuk segera memenuhi kebutuhan darurat yang diperlukan.
Terkait ini, Kepala BNPB juga memberikan beberapa arahan kepada jajaran BPBD dan SKPD bahwa bencana hidrometeorologi terus meningkat.
Adapun dampak ekonomi yang ditimbulkan juga cukup besar sehingga mengganggu pertumbuhan pembangunan. Selain faktor alam yaitu intensitas curah hujan yang meningkat, faktor antropogenik yaitu ulah tangan manusia yang merusak alam dan lingkungan lebih dominan menyebabkan bencana hidrometeorologi meningkat.
Baca Juga: Perintah Membaca Sebelum BebasKan Al-Aqsa
Deforestasi, degradasi hutan dan lingkungan, berkurangnya kawasan resapan air, lahan kritis, tingginya kerentanan, tata ruang yang tidak mengindahkan peta rawan bencana dan lainnya telah menyebabkan makin rentannya daerah-daerah terhadap banjir.
“Kita harus memulihkan alam. Merawat alam dan lingkungan. Jika alam seimbang maka siklus hidrologi juga akan seimbang. Kita jaga alam, alam jaga kita,” ujar Kepala BNPB.
Sutopo mengatakan, kendala yang dihadapi dalam penanganan darurat saat ini adalah sulitnya menjangkau ke lokasi titik-titik banjir dan longsor dikarenakan seluruh akses ke lokasi kejadian terputus total.
Pendistribusian logistik terhambat disebabkan akses jalan banyak yang terputus karena banjir dan longsor. Titik lokasi bencana banjir dan longsor sangat banyak sedangkan jarak antar titik banjir dan longsor berjauhan, sehingga menyulitkan untuk mencapai semua lokasi.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenda pengungsian, perahu karet, selimut, makanan siap saji, air bersih, family kid, peralatan bayi, lampu emergency, peralatan rumah tangga untuk membersihkan lumpur dan lingkungan, sanitasi, dan jembatan balley. (L/R10/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol