Tel Aviv, MINA – Kepala intelijen militer Israel Aharon Haliva mengundurkan diri atas kegagalannya menangani serangan 7 Oktober 2023 di Israel selatan.
Haliva mengaku bertanggung jawab bersama departemennya atas serangan kelompok pejuang Palestina di Gaza Hamas, yang menewaskan sekitar 1.163 orang dan menyebabkan lebih dari 200 orang disandera, sebagaimana dilaporkan The Times of Israel, Selasa (23/4).
“Kami tidak memenuhi misi kami, saya bertanggung jawab penuh atas kegagalan tersebut,” katanya dalam pernyataan pengunduran dirinya.
“Divisi Intelijen tidak menjalankan tugas yang dipercayakan kepada kami. Sepanjang tugas saya, saya tahu bahwa selain wewenang, ada pula tanggung jawab yang berat,” sambungnya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Haliva adalah pejabat tertinggi yang mengundurkan diri terkait serangan 7 Oktober, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Israel dan telah memicu kemarahan masyarakat karena membiarkan hal itu terjadi.
Sambil menerima tanggung jawabnya sendiri, Haliva juga menyerukan pembentukan komite negara “yang dapat menyelidiki dan mengetahui secara menyeluruh, mendalam, komprehensif dan tepat semua faktor dan keadaan yang menyebabkan peristiwa sulit tersebut.”
Serangan tanggal 7 Oktober ini diikuti dengan pengeboman Israel selama enam bulan dan blokade yang mencekik di Jalur Gaza. Lebih dari 34.000 warga Palestina telah terbunuh sejauh ini, dan daerah kantong pesisir tersebut telah terjerumus ke dalam bencana kemanusiaan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon