Jakarta, MINA – Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo mengatakan, penerapan integrasi jalan tol dimaksudkan untuk efisiensi dan menekan biaya logistik nasional.
Hal itu disampaikan Wahyu dalam Forum Merdeka Barat (FMB) dengan tema “Integrasi Tol Dukung Sistem Logistik Nasional” di Ruang Serba Guna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin (2/7).
Wahyu menjelaskan, integrasi tol jika diilustrasikan, kalau transaski sebelumnya dilakukan dengan tiga kali, kali ini hanya cukup satu kali. Dampaknya, mengurangi antrean panjang yang selama ini terjadi di gardu tol.
“Kami mendorong pembanguan infrastukrut baik yang sifatnya untuk mendorong transporatasi darat, bukan hanya tol tapi juga kereta api. Integrasi antar moda menjadi penting karena akan menurunkan biaya logistik nasional,” katanya.
Menurut Wahyu, pembangunan kawasan ekonomi khusus dan industri juga dibangun dalam rangka menekan biaya logistik tersebut.
“Kita berharap di akhir tahun 2018 berbagai proyek infrastruktur bisa selesai agar bisa berdampak terhadap biaya logistik itu tadi,” katanya.
Ia menambahkan, 72 persen biaya logistik porsinya hanya untuk transportasi. Sedangkan sisanya yang erjumlah 23 persen bisa untuk biaya administrasi, penyimpanan, dan pergudangan.
“Jadi biaya transportasi atau angkutan masih besar sekali porsinya,” ujarnya.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
Jika dibandingkan dengan negara ASEAN lain, menurut Wahyu, Indonesia masih berada di peringkat keempat untuk urusan besarnya biaya logistik. Indonesia masih di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
“Untuk memperbaikinya maka pemerintah Indonesia berusaha meyelesaikan proyek-proyek infrastruktur yang menunjang sistem logistik nasional. Terutama proyek infrastruktur yang mendukung transportasi inter moda,” katanya.
Ia menegaskan, pemerintah terus mencoba moda angkutan kereta api agar bisa mengangkut logistik langsung sampai ke tempat dimana kawasan industri berada. Sehingga biaya logistiknya makin murah.
Turut hadir sebagai narasumber FMB 9 kali ini adalah Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Heri Trisaputra Zuna, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono, dan Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna. (L/R06/RS1)
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
Mi’raj News Agency (MINA)