Tel Aviv, MINA – Debat publik yang panas pecah di Israel setelah Kepala Rabbi Yitzhak Yosef memperingatkan, anggota komunitas ultra-Ortodoks akan meninggalkan negara itu jika siswa yeshiva dipaksa bertugas di tentara.
“Jika siswa yeshiva diwajibkan menjadi tentara Israel, kita semua akan naik pesawat dan meninggalkan Israel,” ujarnya dalam khotbah pekanan. demikian dikutip dari MEMO, Rabu (29/10).
Pernyataannya, yang pertama kali dilaporkan oleh harian berbahasa Ibrani, Maariv, memicu reaksi keras di kalangan politik dan publik.
Yair Maayan, Wali Kota wilayah Arad dan mantan direktur jenderal Otoritas Air, mengkritik tajam komentar Rabbi tersebut, menulis di media sosial:
Baca Juga: Australia dan Indonesia Sepakati Perjanjian Baru di Bidang Keamanan Bersama
“Siapa yang berani mendorong dan mendukung mereka yang tidak belajar di yeshiva untuk menghindari wajib militer? Para rabi yang mendorong penghindaran wajib militer harus dipenjara. Mereka yang tidak belajar di yeshiva menipu semua orang dan berkeliaran di jalanan. Memalukan mereka!”
Unggahan Maayan menuai banjir tanggapan daring. Banyak yang mendukung sikap tegasnya, sementara yang lain menyerukan pengendalian diri dan saling menghormati.
Seorang warga menanggapi, “Sangat disayangkan bahwa tokoh masyarakat menggunakan bahasa yang memecah belah, alih-alih mendorong dialog yang saling menghormati. Kita bisa berbeda pendapat tanpa merasa dipermalukan atau disakiti.” []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Surati Presiden Israel, Trump Minta Sidang Kasus Korupsi Netanyahu Dihentikan
















Mina Indonesia
Mina Arabic