
Migran asal negara-negara Afrika naik perahu menuju Italia, gerbang masuknya migran ke Eropa. (Foto: dok. Time.com)
Brussel, 14 Rabi’ul Akhir 1438/13 Januari 2016 (MINA) – Pemimpin Kepresidenan Uni Eropa mengatakan bahwa rekor jumlah migran yang mencoba untuk menyeberangi Laut Mediterania musim semi ini mengharuskan diadakan kesepakatan kerja sama dengan Pemerintah Libya.
Kerja sama yang mendesak untuk disepakati bertujuan membendung aliran migran asal negara-negara Afrika yang melakukan perjalanan untuk mencapai negara-negara Eropa.
Perdana Menteri Malta Joseph Muscat mengatakan pada Kamis (12/1) bahwa negara-negara Eropa memiliki krisis, demikian Nahar Net meberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: AS Tingkatkan Serangan terhadap Cabang Al-Qaeda Hurrasud-Din
Muscat mengatakan, Eropa dapat memilih antara “mencoba untuk melakukan sesuatu sekarang, atau mengadakan pertemuan mendesak pada April atau Mei”.
Dia mengatakan bahwa Uni Eropa harus menyusun pengaturan dengan Libya, negara tempat sebagian besar migran meninggalkan Afrika menuju Eropa.
Menurut Muscat, sudah ada kerangka kerja yang telah dinegosiasikan dengan Pemerintah Libya.
“Kesepakatan Italia dapat berfungsi sebagai dasar,” katanya. (T/RI-1/RS3)
Baca Juga: India Pertimbangkan Terima Duta Besar Taliban karena Alasan Tiongkok
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Terkejut Atas Penolakan Mesir dan Yordania Soal Relokasi Warga Gaza