Jakarta, MINA – Toleransi serta kerukunan antar umat beragama di Indonesia merupakan warisan para pendiri bangsa dan nilai luhur bangsa Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat (Kadisbintalad) Brigjen TNI Asep Syaripudin, saat membuka Sarasehan Pembinaan Mental kerukunan antar umat beragama di Markas Disbintalad, Jakarta, Rabu ( 27/3).
Sarasehan yang mengusung tema ” Melalui Sarasehan Bintal Kita Perkokoh Toleransi Antar Umat Beragama Untuk Meningkatkan Kemantapan Ideologi Pancasila Untuk Manangkal Pengaruh Radkal Dalam Rangka Terwujudnya Kehidupan Yang Rukun, Damai Dan Sejahtera” dihadiri para tokoh lintas agama sebagai pembicara, para Kepala Bintal Kotama dan jajaran satuan TNI AD di Jakarta.
Dalam sambutannya, Asep Syaripudin mengatakan, kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia bukanlah sesuatu yang diberikan secara cuma-cuma, tetapi diraih dengan perjuangan, darah dan air mata. Dengan berbagai latar belakang keyakinan agama, seluruh bangsa Indonesia bersatu untuk bertekad memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Tanpa adanya kerukunan dan toleransi beragama pada saat itu, kemerdekaan bangsa Indonesia mungkin tidak pernah terwujud. Inilah warisan luhur pendahulu bangsa yang harus kita jaga bersama,” ujarnya.
Pembicara pada Sarasehan ini di antaranya, Ketua MUI bidang Toleransi beragama DR Yusnar Yusuf, Profesor Romo Frans Magnis Suseno, Ketua Parisadha Hindu Dharma Mayjen TNI (Pur) Wisnu Bawatenaya, Ketua PGI Pendeta Albertus Patty dan Pembina DPP Walubi Pandita Rubby Santamoko.
Ketua MUI bidang Toleransi Antar Umat Beragama DR. Yusnar Yusuf menyampaikan, kerukunan antar umat beragama didasari pada rasa toleransi sesama manusia sebagai hamba Tuhan.
“Saling menghormati sesama pemeluk agama akan menciptakan toleransi dan kedamaian sesama manusia,” ujarnya.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Pada kesempatan yang sama, Romo Frans Magnis Suseno juga menguraikan, atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, agama memiliki peran yang besar dalam keutuhan Banga Indonesia.
“Ancaman radikalisme merupakan bahaya yang dapat menghancurkan keutuhan bangsa. Radikalisme ada di semua agama yang pelakunya ingin menerapkan agamanya secara 100 persen,” katanya.
Para acara Sarasehan Bintal ini, para pembicara yang dari berbagai lintas agama ini sepakat untuk memerangi hoaks yang menggunakan agama untuk menebar kebencian dan saling memusuhi. (L/R06/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)