Bangui, Afrika Tengah, 15 Dzulhijjah 1436/29 September 2015 (MINA) – Kerusuhan komunal antara Muslim dan Kristen di Bangui, ibukota Republik Afrika Tengah selama 72 jam terakhir, telah melumpuhkan fasilitas medis dan kemanusiaan.
Kepala operasional organisasi medis kemanusiaan “Dokter Tanpa Batas” (MSF), Emmanuel Lampaert, mengatakan Selasa (29/9), sudah 150 orang terluka dalam bentrokan antar masyarakat itu terhitung sejak Sabtu.
“Ini adalah kekerasan terburuk yang telah kami lihat dalam satu tahun, dan kali ini konsekuensi medis lebih tinggi,” katanya kepada Al Jazeera melalui telepon sebagaimana yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Tim kami juga menemukan kesulitan untuk pindah ke daerah yang lebih membutuhkan karena hambatan terlihat lebih besar,” katanya.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Sementara itu, dilaporkan 500 tahanan yang sebagian besar anggota milisi Kristen anti-Balaka (anti-parang) telah melarikan diri dari penjara.
Bangui terjun dalam kekacauan setelah gelombang kekerasan terjadi sebagai reaksi dari pembunuhan terhadap sopir taksi Muslim pada Sabtu.
Sopir taksi muda itu ditemukan dalam kondisi sudah dipenggal di luar masjid.
Warga komunitas Muslim kemudian menyerang sebuah distrik Kristen yang memicu bentrokan dan menyebabkan 42 orang tewas dan menghancurkan seluruh distrik.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Penjarahan juga dilaporkan terjadi pada Selasa.
Nick Birnback, juru bicara kantor penjaga perdamaian di markas PBB, New York, mengatakan, pasukan perdamaian PBB MINUSCA sedang berpatroli dan melakukan segala sesuatu yang bisa untuk menstabilkan situasi di Bangui.
Berbicara dari Paris, Direktur Proyek Afrika Tengah untuk ICG, Thierry Vircoulon mengatakan kepada Al Jazeera, kekerasan itu tercipta karena kurangnya otoritas di Bangui, di mana presiden negara dan kepala pasukan penjaga perdamaian PBB MINUSCA berada jauh di New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa