Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesaksian Sahabat, Banyak yang Cinta Dr. Joserizal Karena Tekadnya

Rendi Setiawan - Ahad, 26 Januari 2020 - 22:21 WIB

Ahad, 26 Januari 2020 - 22:21 WIB

5 Views

Jakarta, MINA – Ketua Presidium Medical Emergency Rescue – Committee (MER-C) dr. Sarbini Abdul Murad mengatakan bahwa banyak orang yang mencintai almarhum dr. Joserizal Jurnalis karena ia memiliki tekad yang kuat.

Hal itu disampaikan oleh dr. Ben, sapaan akrabnya, saat berkumpul bersama seluruh relawan MER-C mengenang sepekan wafatnya dr. Joserizal Jurnalis di Gedung Pusat MER-C, Jalan Kramat Lontar, Senen, Jakarta Pusat, Ahad (26/1) sore.

“Dalam sebuah kesempatan, dokter Joserizal pernah ditanya, sampai kapan mau menjadi relawan? Dokter Joserizal jawab akan menjadi relawan sampai mati,” kata dr. Ben mengenang kisah menemani dr. Joserizal dalam sebuah wawancara dengan media.

Dalam kesempatan lain, dr. Ben bercerita bahwa dr. Joserizal bukanlah seorang dokter yang menggampangkan pasiennya untuk operasi. Menurutnya, jika ada jalan lain selain operasi bagi pasiennya, maka dr. Joserizal akan mengambil jalan itu.

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

“Itulah menurut saya mengapa banyak yang mencintai dr. Joserizal. Beliau tidak serakah terhadap popularitas di saat banyak orang yang berlomba-lomba untuk saling berebut terhadap popularitas itu,” katanya.

Senada dengan dr. Ben, Ir. Faried Thalib yang juga salah satu sahabat dr. Joserizal bercerita bahwa perkenalannya dengan dr. Joserizal terjadi pada tahun 2000. Saat itu, dirinya dikenalkan oleh salah satu pedakwah, Habib Husain Al-Attas.

Kisah yang paling berkenang, menurut dia, adalah saat bersama-sama pergi ke Gaza sekitar tahun 2009. Saat itu, pintu perlintasan untuk masuk ke wilayah Palestina ditutup pemerintah setempat, sehingga ia bersama dr. Joserizal dan rombongan harus menunggu di Mesir hingga 10 hari.

“Dalam sebuah obrolan pada malam hari di sebuah rumah sewa di Al-Haris, tiba-tiba dr. Joserizal menyampaikan gagasan untuk mendirikan rumah sakit di tengah wilayah Gaza. Saat itu tentu saya terkejut dan di luar pikiran saya, sebab untuk masuk saja sangat sulit,” kenangnya.

Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka

Namun, apa yang menjadi gagasan dr. Joserizal akhirnya terwujud ketika pada tahun 2012, MER-C melakukan kerja sama dengan beberapa pihak di Palestina untuk mendirikan rumah sakit, hingga berdirinya sebuah rumah sakit megah dan kemudian diserahterimakan pada awal 2016 lalu.

“Dalam waktu dekat ini, insya Allah kami akan datang ke Rumah Sakit Indonesia untuk menyelesaikan pembangunan tahap kedua untuk kemudian dilanjutkan dengan pembangunan tahap ketiga,” kata Ir. Faried. (L/R2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Guru Tak Tergantikan oleh Teknologi, Mendikdasmen Abdul Mu’ti Tekankan Peningkatan Kompetensi dan Nilai Budaya

Rekomendasi untuk Anda