Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika Impian Kaum Muslimah Shalat di Masjidil Aqsha Tercapai

Ali Farkhan Tsani - Ahad, 4 Juni 2017 - 06:24 WIB

Ahad, 4 Juni 2017 - 06:24 WIB

242 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)

Bisa berkunjung dan shalat di Masjidil Aqsha merupakan impian kaum Muslimin dan Muslimat di manapun dan kapanpun. Jika tercapai impian itu, tentu akan menjadi kerinduan mendalam untuk shalat dan berdoa di kawasan Isra Mi’raj itu.

Impian itu pun dapat terlaksana, dengan datangnya bulan penuh berkah Ramadhan, karena terbukanya kesempatan untuk jamaah kaum Muslimin memasukinya, walaupun tetap harus melalui hadangan penjagaan ketat pihak keamanaan Israel.

Tapi, itu tak mengapa demi meraih keutamaan shalat di Masjidil Aqsha yang pahalanya ratusan kali lipat dibandingkan di masjid lain, selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tentunya. Apalagi ini pada bulan suci Ramadhan, akan semakin ditambahkan lipatan pahalanya oleh Allah.

Baca Juga: Mahsyar dan Mansyar: Refleksi tentang Kehidupan Abadi

Karena itu, bukan hanya jamaah dari dalam negeri Palestina saja. Namun juga pengunjung dari luar Palestina, seperti jamaah umrah dari Indonesia, Turki dan Afrika Selatan, seperti dilaporkan Ma’an News.

Maka, berbondong-bondonglah umat Islam dari kota-kota seperti Yerikho, Jenin hingga Gaza, datang untuk menunaikan shalat Jumat pada bulan suci Ramadhan ini.

Di antara ratusan ribu jamaah yang memadati Masjid Al-Aqsha pada Jumat pertama Ramadhan tahun ini, ada Umu Imad (50 th), dari kota Yerikho, yang menyampaikan rasa suka citanya.

“Saya merasa sukacita saat tiba di sini, suatu perasaan paling indah bagi saya bisa menyentuh tanah Al-Aqsha. Walau saya sayangnya tidak bisa melakukannya setiap saat, padahal jaraknya hanya beberapa kilometer karena pembatasan. Namun saya mengambil keuntungan dari bulan suci ini, dan saya melakukannya setiap tahun,” ujarnya.

Baca Juga: Sujud dan Mendekatlah

Ummu Mohammed, kawan di sebelahnya mengatakan hal senada, “Saya selalu berniat untuk ke sini tiap Ramadhan, tanpa merasakan lelahnya perjalanan, tidak berpikir bagaimana di pos pemeriksaan kota. Yang saya pikirkan adalah bagaimana bisa masuk ke kiblat pertama ini untuk ibadah di dalamnya.”

Muslimah lainnya, Ummu Iyad, dari kota Jenin, yang baru dapat berkunjung ke Al-Aqsha kembali tahun ini setelah tertunda selama 10 tahun sejak 2007.

“Sungguh suatu kebahagiaan tak terkira dapat hadir di sini. Saya dan rombongan keluar dari Jenin pagi hari dengan melalui beberapa inspeksi hambatan. Namun dengan doa akhirnya sampai juga,” lanjutnya.

Kawannya dari Jenin, Ummu Hassan juga mengatakan rasa kebahagiaan psikologis tak terhitung ketika dapat memasuki Masjid Al-Aqsha.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-17] Berbuat Baik pada Segala Sesuatu

“Tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata dapat berada di kiblat pertama dan masjid suci ketiga, tempat di mana di dalamnya banyak pahala yang besar,” ujarnya.

Ada juga beberapa Muslimah yang datang dari Jalur Gaza. Seperti tampak Khadijah Khuytr (50 th), disertai dengan puluhan jamaah untuk melakukan shalat Jumat di Al-Aqsha.

“Kami pergi sejak jam lima selepas Shubuh dari Gaza, dan ingin berlama-lama di sini. Saya ingin shalat buka dan shalat tarawih di sini setiap Jumat,” katanya, seraya menyebutkan, ia  terakhir kali mengunjungi Al-Aqsha pada Jumat tujuh bulan lalu.

Mereka, khususnya kaum Muslimah, yang berkumpul rapi di bagian belakang, di Masjid Kubah Ash-Shakhrah, menyeru dan berdoa di rumah Allah tersebut untuk selalu dapat berkunjung ke tempat itu.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-16] Jangan Marah

Mereka menambahkan, bahwa waktu berlalu dengan begitu cepat, hingga sebentar lagi terpaksa harus meninggalkan Al-Aqsha tercinta. Namun ada semburat kebahagiaan, sebab kekal Jumat berikutnya, merekapun akan dapat kembali ke Al-Aqsha hak kaum Muslimin.

Sebab, mereka telah menenamkan di dalam jantung, hati, aliran darah, desah nafas,  dan jiwanya, bahwa Al-Aqsha adalah miliknya, yang harus selalu menjadi prioritas kunjungan setiap saat ada kesempatan. Apapun risikonya dan berapapun biaya dan waktu perjalanannya.

Mereka bahagia karena telah dapat melaksanakan amanah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk memaksimalkan upaya berziarah ke Al-Aqsha, di samping ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Insya-Allah kita semua pun berkeinginan seperti itu. (RS2/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Indonesia
Khadijah
Indonesia
Khadijah
Tausiyah