Ulama fenomenal saat ini, dr Zakir Naik dalam beberapa kali ceramahnya mengatakan bahwa dirinya siap untuk memeluk agama kristen saat itu juga jika memang ada yang bisa menunjukkan satu ayat saja dalam injil yang menyatakan Yesus adalah tuhan yang harus disembah.
Pernyataan tersebut kontan membuat para pendeta, pastur dan pemeluk Kristiani tertantang membuktikannya. Banyak umat Kristiani yang menghadiri ceramah-ceramah Zakir Naik untuk membuktikan kebenaran dari pernyataannya. Alhasil, justru tidak sedikit dari umat Kristiani yang memeluk Islam.
Zakir Abdul Karim Naik lahir di India, 18 Oktober 1965 adalah seorang da’i, pembicara umum, dan penceramah internasional. Ia juga penulis hal-hal tentang Islam dan Ilmu Perbandingan Agama. Ia merupakan lululan fakultas kedokteran dan memperoleh gelar “Sarjana Kedokteran dan Bedah” (Bachelor of Medicine and Surgery, MBBS) dari Maharashtra, University of Mumbai. Namun sejak 1991 ia justru memilih terjun dalam dakwah Islam dan perbandingan agama.
Ulama yang mendapat penghargaan bergengsi dari Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud ‘King Faisal International Prize’ – 2015 untuk ‘Layanan Islam’ menyatakan, segala macam kesalahpahaman tentang agama Islam, terutama label “terroris” dan “radikalisme” harus dijawab dengan tuntas.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi
Persamaan antara Islam dan Kristen
Dalam ceramahnya pada Sabtu, 8 April 2017 di Bekasi, Jawa Barat, Zakir Naik mengusung tema “Persamaan Antara Islam dan Kristen”. Selama lebih dari 90 menit, ia mengulas banyak hal yang menjadi persamaan antara kedua agama itu. Meskipun Islam dan Kristen berbeda pandangan tentang sosok Yesus, namun kedua agama ini juga memiliki kesamaan pandangan tentangnya. Bahkan Islam menjadi satu-satunya agama di luar Kristen yang memposisikan Yesus dengan sangat terhormat.
Berikut ini adalah beberapa persamaan antara Islam dan Kristen seperti diutarakan Zakir Naik dan juga para mualaf lain:
Mengajarkan Kalimat Tauhid
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Matius 4:10 “Maka berkatalah Yesus kepadanya (Iblis):”Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis:Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
“Katakanlah (ya Muhammad): “Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, dan sekali-kali tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan Maha Maha Mengalahkan” (Q.S Shad (38) ayat 65).
Dari kutipan cerita dalam Matius tersebut, dapatlah kita simpulkan bahwa terhadap iblis saja, Yesus mengajarkan kalimat Tauhid , yaitu menyembah hanya kepada Allah saja. Semntara dalam Al Quran, Allah menyuruh kepada nabi Muhammad untuk mengatakan bahwa dirinya hanya rasul pemberi peringatan dan Allahlah yang Maha Esa.
Nabi Isa alaihi salam (Yesus) dan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa salam sama-sama utusan Allah
Dalam kitab Yohanes 17:3 “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah engkau utus”.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Sedangkan dalam Al Quran, nabi Muhammad adalah utusan Allah sekaligus sebagai pembawa risalah terakhir. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu [1224], tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS Al Ahzab (33) ayat 40).
Ayat di atas secara jelas menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah sekaligus penutup para nabi (nabi terakhir). Dalam nukilan Yohanes di atas, Isa (Yesus) juga menyatakan dengan jujur bahwa satu-satunya tuhan yang harus disembah adalah Allah dan dia hanya seorang utusan Tuhan.
Dari kedua nukilan di atas dapat disimpulkan bahwa ajaran Islam dan Kristen sama-sama menyuruh umatnya menyembah Allah semata. Tidak ada tuhan lain yang berhak disembah kecuali hanya Allah Subhanahu wa taala.
Menghadap Qiblat dalam Shalat (sembahyang)
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Dinukil dalam Mazmur 5:8 “Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk kedalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau”.
Sementara dalam Al Quran, Allah berfirman:
“Dan dari mana saja kamu (keluar), maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu (sekalian) berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan ni’mat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk” (Q.S Al Baqarah (2) ayat 150).
Dalam kitab Mazmur dikatakan, jika sembahyang harus menghadap ke kiblat dengan cara bersujud menyembah kepada-Nya. Sementara dalam Al Quran surah Al Baqarah di atas, Allah juga menyuruh umat Islam menghadap qiblat dalam shalatnya.
Jadi, antara Islam dengan Kristen sama-sama menyuruh umatnya untuk sembahyang dan shalat menyembah Allah dengan menghadap kiblat dengan cara bersujud.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Mengenakan Jilbab bagi wanita
Korintus 11:5-6, 10,13 Tetapi setiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepala, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya .(6) Sebab jika jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.(10) sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.(13) Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala tidak bertudung?
Sementara dalam Al Quran, Allah berfirman:
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S Al Ahzab (33) ayat 59).
Dalam Alkitab Korintus 11:5-6, 10,13 mengajarkan, wanita harus berjilbab, artinya harus menutupi kepalanya. Bahkan sangsinya jika tidak menutupi kepalanya, rambutnya harus digunting. Dalam semua lukisan bunda Maria (Mariam) ibundanya Yesus (nabi Isa) juga tampak dia memakai jilbab.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Sementara dalam Al Quran, Allah menyuruh kepada para wanita untuk mengenakan jilbab. Syarat dari jilbab itu sendiri adalah menutup seluruh tubuh dan tidak transparan (memperlihatkan bentuk tubuh).
Perintah Khitan / Sunat
Lukas 2:21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
Kejadian 17 :9-14 , Lagi firman Allah kepada Abraham: “Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun temurun. (10) Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus di sunat; (11) Haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. (12) Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki diantara kamu, turun temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. (13)Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal. (14) Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.”
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
Dalam Al Quran Allah berfirman:
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam” (Q.S Al Baqarah 132).
Khitan termasuk fitrah yang disebutkan dalam hadits shahih. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :
dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الشَّارِبِ وَقَصُّ الْإِبِطِ وَنَتْفُ الْأَظْفَارِ وَتَقْلِيمُ وَالِاسْتِحْدَادُ الْخِتَانُ الْفِطْرَةُ خَمْسٌ أَوْ خَمْسٌ مِنْ الْفِطْرَةِ
“Fithrah itu ada lima, atau ada lima fithrah yaitu: Khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur kumis.” (HR. Al-Bukhari no. 1889 dan Muslim no. 257)
Menurut Alkitab seperti dikutip dari Lukas 2:21 sunat itu wajib hukumnya. Yesus pun disunat karena mengikuti perintah Tuhannya mengikuti nabi Ibrahim. Sementara bagi umat Islam, mereka pasti disunat karena mengikuti sunnah nabi Ibrahim as.
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel
Bahkan hanya untuk merayakan sunat (khitan), banyak umat Islam yang mengadakan selamatan dalam rangka mensyukuri nikmat Allah itu. Seorang anak orang Islam yang belum disunat pada usia mulai dewasa, sering membuat anak itu minder karena dicemoohin teman-temannya. Ada juga di daerah tertentu, ketika anaknya disunat, saking bersyukurnya karena telah mengadakan acara khitanan, anaknya diarak keliling kampung dengan naik kuda.
Bangkai, Babi Dan Darah itu Haram
Ulangan 14:8 Juga babi, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya.
Imamat 7:26 Demikian juga janganlah kamu memakan darah apapun di segala tempat kediamanmu, baik darah burung-burung ataupun darah hewan.
Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara
Imamat 22:8 Janganlah ia makan bangkai atau sisa mangsa binatang buas, supaya jangan ia menjadi najis karenanya; Akulah TUHAN.
Sementara dalam Al Quran difirmankan;
“ Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah [396], (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini [397] orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa [398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S Al Maidah (5) ayat 3).
Masih banyak lagi ajaran-ajaran dalam Islam dan Kristen yang sama seperti perintah berpuasa, larangan bersetubuh dengan istri yang sedang haid, larangan menjadi dukun/peramal dan mempercayai mereka, larangan menjadi gay/homoseksual, dan lainnya.
Dari paparan di atas, antara umat Islam dan Kristen ada banyak kesamaan sehingga tidak ada alasan untuk saling menghujat antara satu dengan yang lain. Pemeluk Islam dan Kristen juga harus konsisten menaati ajaran agamanya dengan mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari.
Baca Juga: Pengabdian Tanpa Batas: Guru Honorer di Ende Bertahan dengan Gaji Rp250 Ribu
Kembali kepada statemen Zakir Naik di atas, sesungguhnya, umat Islam juga mengamalkan ajaran-ajaran yang ada di dalam Injil. Bahkan, jika dilihat dari sisi pengamalan syariat, umat Islam lebih Kristiani dibanding umat Kristen saat ini karena mereka melaksanakan apa-apa yang disebutkan dalam Injil.
Menurut penulis, yang menjadi perbedaan mendasar antara Muslim dengan Kristen adalah pada kedudukan Yesus, apakah sebagai Nabi atau sebagai Tuhan yang harus disembah. Kedua, pengakuan terhadap nabi Muhammad sebagai rasul terkahir sebagaimana yang diimani oleh umat Islam.
Injil Barnabas mengklaim bahwa Yesus meramalkan kedatangan Nabi Muhammad s.a.w., sehingga cocok dengan Qur’an yang menyebutkan:
“Yesus menjawab: `Nama sang Mesias adalah yang terpuji, karena Allah sendiri telah memberikan nama itu ketika Ia menciptakan jiwanya, dan menempatkannya di dalam kemuliaan surgawi. Allah berkata: “Nantikanlah Muhammad; demi engkau, Aku akan menciptakan firdaus, dunia, dan begitu banyak makhluk, yang akan Aku serahkan kepadamu sebagai hadiah, sedemikian rupa sehingga barangsiapa memberkai engkau, dia akan diberkati, dan barangsiapa mengutuk engkau, ia akan dikutuk. Ketika Aku mengutus engkau ke dalam dunia, Aku akan mengutus engkau sebagai utusan keselamatan-Ku dan kata-katamu akan menjadi kenyataan, sedemikian rupa sehingga meskipun langit dan bumi akan gagal, imanmu tidak akan pernah gagal.” Muhammad adalah namanya yang diberkati.’ Kemudian khalayak itu mengangkat suara mereka, lalu berkata, `O Allah, utuslah kepada kami utusan-Mu: O Yang Terpuji, datanglah segera demi perdamaian dunia!'” Barnabas 97:9-10. Manuskrip Italia mengganti “Yang Terpuji” dengan “Muhammad”.
Sementara kata-kata yang diucapkan oleh Yohanes Pembaptis dan merujuk kepada Yesus menurut salah satu versi dari Injil Barnabas:
‘Kemudian imam itu berkata: “Dengan nama apakah Mesias itu akan dipanggil?” {Yesus menjawab} “Muhammad adalah namanya yang diberkati” ‘ (ps. 97). Dan Yesus mengaku, dan mengatakan kebenaran: “Aku bukanlah Mesias itu.” (ps. 42:2).
Sebagai simpulan, semua kembali kepada diri masing-masing untuk memilih jalan hidupnya dan memilih agama yang dipeluknya. Semua pilihan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, Tuhan Yang Maha Esa kelak di hari pembalasan. (P2/P1)
Mi’raj Islamic News Agency(MINA)
Penulis Adalah Widi Kusnadi, Redaktur Kantor Berita Islam MINA