Jakarta, 10 Jumadil Akhir 1438/ 9 Maret 2017 (MINA) – Ketua Pelaksana Economic Days II Abdullah mengatakan, kurangnya sumber daya manusia (SDM) di bidang ekonomi Islam, perbankkan syariah, dan pariwisata halal, menjadi salah satu ancaman dalam keterpurukan ekonomi di Indonesia.
“Setidaknya bagi para lulusan dan sarjana ekonomi dan pariwisata hendaknya lebih menggali lagi ilmu dan pengetahuannya dalam bidang Islam, syariah, dan halal agar generasi ke depannya bisa menjadi penerus bangsa yang menguasai sektor tersebut,” katanya saat diwawancarai oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Kampus Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI, Depok, Kamis.
Ia juga menambahkan, keterpurukan yang dialami Indonesia sekarang bisa jadi karena kurangnya sektor industri halal, padahal mayoritas penduduk Indonesia adalah umat Muslim, jadi butuh hal-hal yang sifatnya halal dan Islami.
“Kami mengharapkan ekonomi syariah tidak hanya ada cap label atau sebutan nama saja, melainkan kata syariah itu harus mengandung nilai-nilai yang sesuai dengan kata tersebut,” kata mahasiswa yang aktif di Kampus STEI SEBI itu.
Dalam perbincangannya, ia juga menjelaskan, perbankkan nasional dan perbankkan syariah jelas beda unsur dan nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu dalam syariah ada unsur kegiatan yang mengandung nilai-nilai agama.
“Maka dari itu kami kampus STEI SEBI mengadakan acara berupa ‘Potential of Halal Industry to Support the Growth of National Economy‘ untuk mengangkat halal industri agar menjadi fokus di ekonomi Islam, pariwisata halal, dan perbankkan syariah,” tambahnya.
Selaku panitia pelaksana, Abdullah berpesan, sektor industri di Indonesia tidak hanya berperan dalam global saja tetapi juga harus dilandasi dengan Islam dan halal karena hal ini akan memberikan peran terbaik kepada masyarakat untuk terus mensyiarkan ekonomi Islam, perbankkan syariah, dan pariwisata halal agar generasi selanjutnya bisa membangun dan menguatkan kembali potensi-potensi yang mereka miliki. (L/R12/R10/RI-1)
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)