Jakarta, MINA – Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Sarbini Abdul Murad secara tegas meminta PBB agar turut campur menghentikan kebrutalan Israel menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di Lembah Yordania.
“Penghancuran rumah Palestina oleh Israel terjadi dengan alasan yang tidak masuk akal,” tegas Sarbini kepada MINA, Senin (9/11).
Dia mengatakan, kebrutalan militer Israel melakukan pembongkaran ilegal dan penggusuran paksa terhadap warga Palestina terus berlanjut. Ketika perhatian dunia disibukkan dengan Pemilihan Presiden Amerika Serikat, lanjut dia, militer Israel kembali melakukan penghancuran besar-besaran bangunan warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki termasuk rumah-rumah dan fasilitas lainnya.
Lokasi penghancuran terjadi di Desa Khirbet Hamsa al-Fawqa, bagian utara Lembah Yordania, sebelah timur Tepi Barat.
Baca Juga: Syeikh El-Awaisi: Cinta di Balik Nama Baitul Maqdis
Tindakan tersebut seperti dilaporkan mengakibatkan sebanyak 73 warga Palestina kehilangan tempat berlindung dan terlantar, dimana 41 orang diantaranya adalah anak-anak. Wabah Covid-19 yang tengah berlangsung ditambah cuaca yang mulai memasuki musim dingin, membuat kondisi mereka semakin memprihatinkan.
Hal ini sudah berlangsung sejak lama. Israel menduduki Tepi Barat saat perang Timur Tengah pada 1967. Sejak saat itu penghancuran dan penggusuran bangunan-bangunan warga Palestina kerap terjadi. Otoritas Israel berdalih bangunan-bangunan yang dihancurkan karena tidak memiliki izin. Sementara pihak yang berwenang mengeluarkan izin adalah otoritas Israel itu sendiri. Dengan kondisi demikian, sangat sulit bagi warga Palestina memperoleh izin bangunan.
Dunia seakan bungkam akan kebrutalan demi kebrutalan yang dilakukan Israel. Diamnya dunia menjadi pembenaran bagi Israel dan mengakibatkan mereka semakin berani menghancurkan rumah-rumah warga Palestina. Selanjutnya warga Palestina terusir dan Israel akan membangun properti di wilayah-wilayah tersebut. Persoalan regional Arab yang begitu rumit yang menguras tenaga dalam negeri masing-masing negara juga menyebabkan masalah Israel dan Palestina diabaikan olah negara-negara Arab.
Isu aneksasi Tepi Barat mungkin tengah mereda, namun realita di lapangan Israel terus melakukan pencaplokan-pencaplokan wilayah.
Baca Juga: Tinjau Program Bantuan di Herat, MER-C Kirim Tim ke Afghanistan
Untuk itu, Ketua Presidium MER-C juga mengajak warga dunia di tengah pandemi dan berbagai masalah-masalah internal dalam negeri agar terus bersuara memberikan tekanan kepada Israel.(L/P2/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)