Jakarta, MINA – Pemerintah Indonesia menetapkan status bencana gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB)sebagai bencana daerah dan memutuskan tidak akan meningkatkan statusnya menjadi bencana Nasional.
“Kami sebetulnya kurang setuju apabila bencana ini dikatakan sifatnya hanya lokal saja. Lombok Timur otomatis lumpuh total karena hancur semua, bahkan juga diseluruh Lombok. Seluruh kegiatan dihentikan, artinya Lombok mengalami kelumpuhan total dalam kegiatan sehari-hari,” kata dr. Yogi Prabowo, Relawan dan Ketua Tim Medis Lombok dari Medical Emergency Resque-Committee (MER-C), saat konferensi pers di Kantor MER-C, Jakarta, Selasa (14/8).
Terlepas dari kontroversi penetapan status bencana ini, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia sebagai lembaga kemanusiaan di bidang kegawatdaruratan medis dan kebencanaan telah menurunkan Tim Nasional untuk memberikan pertolongan kepada para korban dan melakukan assessment.
“Kami sendiri sudah menentukan bahwa ini gempa yang mesti menurunkan tim nasional. Menurut skala MER-C kita akan menurunkan full team untuk nasional, artinya kita siapkan mulai dari fase akut sampai fase rehabilitasi,” ujar dr. Yogi.
Baca Juga: Rekor Baru MURI: 44.175 ASN Jabar Pakai Sarung Tenun, Bukti Cinta Budaya Lokal
Hasil temuan dan pengamatan tim MER-C di lapangan yang perlu disampaikan untuk menjadi rekomendasi bagi pemerintah dan elemen lain terkait pengamanan gempa fase akut lainnya adalah pelayanan kesehatan dilakukan di Rumah Sakit Lapangan, container, dan tempat aman lainnya.
“Kita tidak boleh menggunakan gedung pada fase akut atau masih ada gempa susulan dan belum ada pernyataan gempa sudah berakhir. Kita dinyatakan tidak boleh bekerja pada situasi tersebut,” tegas Yogi.
Pada fase akut, MER-C membentuk empat tim kecil mencakup Tim Mobile Clinik untuk melakukan case finding, fokus di Lombok Utara; Tim Rujuk Balik dan Kontrol untuk mengawasi perawatan pasien di tempat penampungan sementara; Tim Perawatan Pasien Bangsal; dan Tim Bedah.
Sebagai informasi, hingga saat ini (14/8) MER-C telah menurunkan 31 relawan dengan rincian 6 dokter spesialis; 14 dokter umum; 5 perawat; dan 6 relawan non medis.
Baca Juga: Indonesia Dukung Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Sementara data yang masuk sampai dengan Sabtu (11/8), Tim Bedah MER-C telah melakukan 14 tindakan operasi dan Tim Mobilr Clinic MER-C telah melayani 505 pasien korban gempa dengan menyusuri desa-desa yang belum tersentuh bantuan di Lombok Utara.
Untuk mendukung kerja medis di lapangan, Senin (13/8) MER-C mengirimkan satu truk berisi bentuan medis dan kemanusiaan untuk Lombok diantaranya tenda-tenda dan peralatan guna pembangunan RS Lapangan di Lombok Utara.
MER-C juga mengirimkan kendaraan operasional berupa satu unit fir ranger dan dua unit motor trail untuk memperluas jangkauan mobile clinic MER-C.
MER-C adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi,dengan tujuan memberikan pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di luar negeri. (L/R09/P1)
Baca Juga: Gandeng MER-C dan Darussalam, AWG Gelar Pelatihan Pijat Jantung
Mi’raj News Agency (MINA)