Ketua UNRWA: Situasi di Gaza Kian Diambang Kehancuran

Jenewa, – Kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi () Philippe Lazzarini memperingatkan bahwa tatanan kehidupan di Jalur “mengalami di ambang ledakan kehancuran” akibat dari serangan rezim di yang terkepung.

“Kita berada di ambang ledakan kehancuran. Mengapa? Karena semakin banyak gangguan terhadap warga sipil,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Lazzarini kepada wartawan di forum PBB di Jenewa, Kamis (14/12), Press Tv melaporkan.

Pernyataan tersebut muncul di tengah perang dan aksi genosida yang dilancarkan rezim Israel terhadap Jalur Gaza sejak 7 Oktober menyusul operasi yang dilakukan pejuang perlawanan di wilayah itu, yang dijuluki Operasi Badai al-Aqsa.

Perang tersebut, kini memasuki bulan ketiga, dimulai setelah serangan yang belum pernah terjadi dilakukan Pejuang Palestina pada 7 Oktober terhadap rezim Israel yang menurut para pejabat Israel menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.

Baca Juga:  Delegasi Media UEA Kunjungi MINA

Pada kesempatan sama, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan 18.787 terbunuh sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 51.000 lainnya terluka.

Sejak awal perang, rezim Israel tersebut juga meningkatkan agresinya di Tepi Barat, menewaskan ratusan orang di seluruh wilayah pendudukan.

Pada Rabu (13/12), Lazzarini mengatakan, di Forum Pengungsi Global bahwa masyarakat Gaza “kehabisan waktu dan pilihan,” karena mereka menghadapi pemboman, kekurangan, dan serangan pendudukan Israel di wilayah yang semakin menyusut.

Lazzarini menggambarkan situasi di Gaza sebagai “neraka di dunia,” memperingatkan bahwa masyarakat di wilayah Palestina “menghadapi babak tergelap dalam sejarah mereka sejak tahun 1948, dan ini merupakan sejarah yang menyakitkan.”

Baca Juga:  Al-Fatah Rescue Beri Pembekalan Bantuan Hidup Dasar di SDI As-Shafa Depok

Dia juga mengatakan, masyarakat Gaza kini tinggal di wilayah yang kurang dari sepertiga wilayah aslinya, dekat perbatasan Mesir, dan “tidak realistis berpikir bahwa masyarakat akan tetap tangguh menghadapi kondisi dapat tinggali pengungsian sebesar ini.”

Kota Rafah, menurut Lazzarini, kini menampung lebih dari satu juta orang, padahal sebelumnya hanya dihuni 280.000 orang.

Dia juga menekankan, bahwa badan PBB tersebut masih jauh dari “respon kemanusiaan yang memadai,” dan menambahkan, bahwa ketika bantuan diberikan, seringkali bantuan yang diberikan tidak lebih dari sekaleng tuna atau kacang-kacangan dan satu botol air untuk dibagikan kepada satu keluarga.

Meskipun sebagian besar pengiriman bantuan di Gaza bergantung pada UNRWA, kapasitas badan tersebut “sekarang di ambang kehancuran,” katanya. (T/R4/P2)

Baca Juga:  Dukung Mahasiswa AS, UI Gelar Perkemahan Solidaritas Palestina

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: kurnia

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.