Jakarta, 10 Sya’ban 1436/28 Mei 2015 (MINA) – Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), Suhardi Senjaya mengatakan, kontroversi Ashin Wirathu yang banyak di soroti media atas perbuatan yang tidak manusiawi terhadap warga Rohingya itu merupakan tanggung jawabnya sebagai ummat Buddha.
“Saya beranggapan Ashin ini adalah oknum, dia juga tidak mengikuti ajaran agama Budha yang sebagai agama Budha, kita tahu hukum karma, berkata jujur, saling tolong menolong sesama, atau berbeda agama,” ujar Suhardi kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jakarta (28/5).
Dalam acara Talkshow bertajuk “Krisis Kemanusiaan Pengungsi Suku Rohingya Myanmar” di Gedung KAHMI Center Jl. Turi I No. 14, Senopati – Jakarta tersebut, Suhardi mengatakan sebagai pemeluk agama Buddha, perbuatan Ashin itu benar-benar di luar batas.
“Ini sudah kelewatan batas, tidak rperibekemanusiaan, Islam dan Buddha itu solid, bersahabat dari dulu dan sifat Ashin ini harus diperangi,” ungkap Suhardi.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Kekejaman Ashin Wirathu yang berusia 45 tahun itu sudah melampaui batas. Ashin tak pernah henti untuk menyebar fitnah penuh kebencian kepada umat Muslim Rohingya melalui DVD dan media sosial.
Ashin pula yang menyerukan untuk melakukan pembantaian terhadap Muslim minoritas di negeri itu.
Sejak tahun 2001, saat ia menghasut kaum Budha untuk membenci Muslim Rohingya. Hasilnya, kerusuhan anti-Muslim pecah pada tahun 2003. Tak lama setelah itu, Ashin mendekam di penjara akibat perbuatannya.
Tujuh tahun berlalu Ashin dibebaskan tepat pada tahun 2010. Ia mendapat amnesti yang diberikan untuk ratusan tahanan politik, usai reformasi pascamiliter berkuasa di waktu itu.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Biksu itu kini menjabat sebagai kepala di Biara Masoeyein Mandalay. Di kompleks luas itu, Wirathu memimpin puluhan biksu dan memiliki pengaruh atas lebih dari 2.500 umat Budha di daerah tersebut.
Dari basis kekuatannya itulah Wirathu memimpin gerakan anti-Islam “969”. 969 adalah kampanye provokatif yang menyerukan kaum Budha untuk memboikot bisnis dan masyarakat Muslim. (L/P007/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain