Jakarta, MINA – Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nasir mengajak masyarakat, khususnya umat Muslim untuk menjadikan Bulan Ramadhan 1444 H sebagai momentum membangun kehidupan masyarakat yang penuh toleransi di tengah perbedaan.
“Puasa momentum untuk hidup penuh toleran. Perbedaan penentuan tanggal untuk hari-hari besar umat Islam, misalnya, tidak perlu menjadi bahan olok-olokan,” kata Haedar Nashir dalam keterangannya, Rabu (22/3).
Puasa seharusnya menjadikan diri umat Islam menjadi insan yang tasamuh, toleran, membawa pada ukhuwah sehingga bisa hidup saling menghormati. “Maka, para ilmuwan, ulama, mubaligh, dan semuanya, ketika menemui perbedaan, kita harusnya semakin dewasa dan tasamuh,” lanjutnya.
Orang yang berpuasa, menurut Haedar, akan mampu mengendalikan diri, terutama dari emosi, amarah, dan kebencian, sehingga segala bentuk pertengkaran dan permusuhan akan dijauhi.
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia
Sekalipun terdapat perbedaan paham yang begitu hebat, orang yang berpuasa akan senantiasa cinta damai dan mampu menjaga persaudaraan.
“Di dalam diri orang yang berpuasa, tidak ada tempat yang tersisa bagi para pemuja amarah dan pemantik konflik,” ucap dia. (R/P2/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren